DEPARTEMEN Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menyatakan jenazah pemimpin Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi dikubur di laut dalam waktu 24 jam setelah penyergapan.
Seperti dilaporkan RT, Rabu (30/10/2019), Pentagon telah menerbitkan rekaman pesawat nirawak dari serangan pasukan khusus AS yang diduga membunuh pemimpin kelompok teroris ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, serta rincian tambahan misi.
Kepala Komando Pusat Militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Frank McKenzie, menggambarkan operasi itu pada konferensi pers Pentagon pada Rabu (30/10/2019), mengeluarkan klip video hitam putih singkat yang memperlihatkan pasukan AS mendekati kompleks Baghdadi.
Baca Juga:Tim Teknis Kasus Novel Baswedan Berakhir, Tersangka Belum Juga TertangkapDitanya Soal Kasus Novel Baswedan, Begini Jawaban Kapolri Terpilih Idham Aziz
Serangan operasi khusus dibuka dengan serangan helikopter, akhirnya mengelilingi kompleks dengan pasukan darat dan melibatkan mereka di dalamnya. Satu klip video menunjukkan serangan udara pada sekelompok milisi di luar fasilitas yang menembaki pesawat AS.
“Lima milisi ISIS yang berada di dalam gedung yakni empat wanita dan satu pria – juga melakukan perlawanan, tetapi diatasi oleh pasukan darat dan dukungan udara mereka, yang termasuk helikopter serang, drone dan jet tempur. Seruan untuk penyerahan damai diabaikan,” kata McKenzie, tetapi dua milisi yang masih hidup akhirnya ditahan.
Mengetahui penangkapan sudah dekat, Baghdadi melarikan diri ke terowongan yang bersebelahan dengan kompleks,tempat ia meledakkan rompi bunuh diri. Dia bunuh diri bersama dua anaknya sendiri.
Sementara itu, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi menyatakan mata-mata mereka mencuri pakaian dalam Abu Bakar al-Baghdadi yang kemudian diuji DNA. Pakaian itu digunakan untuk membuktikan identitas Baghdadi sebelum ia terbunuh.
Di Twitter pada Senin (28/10/2019), Komandan senior SDF, Polat Can, mengklaim sumber mereka juga memainkan peran penting dalam melacak lokasi pemimpin ISIS sebelum operasi pasukan khusus AS di Suriah. Polat Can bersikeras SDF memainkan peran penting dalam serangan penyergapan Baghdadi.
“Semua intelijen dan akses ke al-Baghdadi serta identifikasi tempatnya adalah hasil dari pekerjaan kami sendiri. Sumber intelijen kami terlibat dalam mengirimkan koordinat lokasi, mengarahkan serangan udara, berpartisipasi dalam dan membuat operasi sukses hingga menit terakhir,” ujar Polat Can.