Karena penampilan khasnya ini, Sahirdjan sempat membuat cerita heboh di kalangan taruna AKABRI pada era 1970-an. Ceritanya, suatu hari seorang taruna AKABRI tingkat awal baru pulang dari cutinya dengan membawa oleh-oleh dan beberapa koper.
Turun dari becak, sang taruna bingung harus mengangkat sendiri bawaannya yang begitu banyak tersebut. Dalam situasi demikian, tiba-tiba muncul seorang lelaki tua kurus berpakaian celana pendek dan kaos oblong lusuh tak jauh dari tempat sang taruna turun dari becak. Pucuk dicinta ulam tiba, taruna tersebut langsung berseru:
“Eh Pak…Pak! Tolong ini angkatkan koper saya!” perintahnya.
Lelaki kurus dan berpenampilan lusuh yang dipanggil tersebut cepat-cepat mendekat dan dengan sigap membantu mengangkat kopor hingga ruangan sang taruna. Begitu selesai, sang taruna berinsiatif memberi persen, namun dengan halus dan penuh hormat lelaki tersebut menolaknya.
Baca Juga:Rakor Perdana Kemenko Polhukam, Prabowo dan Tito Mana?361 Anggota DPR Setuju, Idham Azis Sebagai Kapolri
Baru saja beberapa menit “sang jongos” itu pergi, tetiba beberapa taruna senior dalam wajah garang berhamburan mendekati juniornya yang baru pulang cuti itu. Salah seorang menghardik:
“Lu tahu siapa orang yang lu suruh membawa koper itu?!”
“Siap! Tidak tahu!”
“Tahu lu, dia adalah Pak Sahirdjan, brigadir jenderal dan guru besar kita!”
Mendengar itu, sang prajurit taruna tersebut hanya bisa bengong. Begitu sadar bahwa dirinya telah melakukan “kesalahan”, dia pun menunduk dalam perasaan penuh penyesalan. (*)