Belum lagi, persoalan anggaran pendidikan dan permasalahan para tenaga honorer yang belum jelas nasibnya, sementara mereka lah yang menjadi tulang punggung kualitas keberhasilan pendidikan di negeri ini, gaji mereka belum dibayar, banyak yang belum diangkat jadi PNS, meski telah mengabdi puluhan tahun, tanpa kejelasan status dan penghasilan.
Apakah bisa orang yang bukan pakar, apalagi tidak pernah bergelut sama sekali dalam tantangan seluk-beluk dunia pendidikan akan menentukan arah visi misi pendidikan ke depannya?!!
Benar, hari ini kita sedang menghadapi tantangan Industrial Revolution 4.0 yang mengharuskan kita siap menghadapi tantangan era digitalisasi dengan Artificial Intelligent/ Kecerdasan Buatan, kami mengerti, mungkin itulah salah satu alasan Bapak memilih seorang yang mengerti tentang tantangan digitalisasi.
Tapi menurut kami, Bapak keliru besar dalam mengambil keputusan!
Baca Juga:Menilik Calon Kepala BINDisebut Amran Ada Mafia Data, Ini Penjelasan BPS
Jabatan Menteri Pendidikan bukan jabatan politis dan jangan serahkan pada kepentingan politik atau orang yang bukan berkompetensi di bidangnya, sebab pendidikan adalah persoalan investasi dan tanggung jawab moril masa depan bagi generasi kita ke depannya.
Jangan jadikan dunia pendidikan kita semacam “Education Commersial” sebagaimana yang menjadi paham ekonomi Neo-Kapitaslism di negara-negara Barat, Pak!
Bapak, jangan lupa bahwa objek pendidikan itu sendiri tetaplah manusia yang memiliki aspek kompleksitas dan bukan robot rakitan yang bisa diprogramkan oleh mesin digital, secanggih apa pun mesin itu.
Dan anak didik kita bukan anak karyawan dalam perusahaan Unicorn atau driver Go Jek Online yang bisa diatur oleh sistem kompterisasi digital. Jangan posisikan guru dan pengajar sebagai pemberi jasa mengajar yang nantinya ada penilaian skor berbintang dan kejar point harian.
Dan pendidikan ada lah upaya satu-satunya untuk menjadikan manusia itu sebagai insan peradaban. Mesin hanyalah alat dan mesin tidak akan mampu mengantikan fungsi pendidikan bagi manusia. Ingat, manusia adalah khalifah terbaik di muka bumi, tentu pengelolaan pendidikannya harus selektif dan profesional, bukan?
Kami tidak peduli Bapak mau angkat siapa pejabat-pejabat Menteri itu, itu hak dan urusan Bapak! Tapi, satu hal yang harusnya menjadi pertimbangan Bapak dalam hal siapa yang akan diserahi tanggungjawab dalam hal pengelolaan pendidikan bangsa kita?