JAKARTA-Banyak yang tak percaya isi twitt Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief yang menyebutkan, dendam Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurun sampai ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Tetapi, kalau cuitan Andi Arief itu benar, masa segitunya sih Megawati kepada SBY. Kicauan Andi Arief sebenarnya bukan hanya itu saja. Ada cuitan lainnya yang tak kalah menohok. Andi menilai, tidak elok jika Megawati menurunkan dendam atas SBY kepada AHY. Sebab, AHY tak pernah berencana menjadi anak presiden keenam itu.
“Tentu saja @AgusYudhoyono tidak pernah merencanakan hidupnya sebagai anak @SBYudhoyono, itu takdir sejarah. Karena itu dendam Ibu Megawati hingga ke anak cucu SBY adalah dendam pada takdir,” kicaunya.
https://twitter.com/AndiArief__/status/1187911042086526976?s=20
Baca Juga:Puskapsi: Pengangkatan 12 Wamen Menyalahi Undang-UndangBilbao Tersisih, Atletico Samakan Poin dengan Barca
Kicauan Andi Arief ini bikin heboh. Dikomentari banyak orang. Baik di dunia nyata, maupun di dunia maya.
https://twitter.com/AndiArief__/status/1187910144417398785?s=20
Di dunia nyata, komen Andi Arief ini dibalas politisi PDIP. Salah satunya oleh Ketua DPP PDIP Aria Bima. Aria menilai, dugaan Andi Arief terlalu berlebihan. “Dugaan Andi Arief sekadar spekulasi yang sensasional. Ukuran rasionalnya apa?” tanya Aria, kemarin.
Ia pun balik menyindir sikap Partai Demokrat yang selama ini dinilai tidak tegas. Karenanya, ia tak heran publik menilai partai berlambang Bintang Mercy ini, memainkan politik dua kaki. “Karena itu silakan dengan dua kakinya itu menjadi penyeimbang di luar kabinet. Tidak perlulah dikaitkan dengan Ibu Mega segala. Terlalu naif,” imbau Aria.
Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan menyebut, kicauan Andi Arief adalah penilaian pribadi, bukan sikap partai. “Bisa konfirmasi ke beliau (Andi Airef) ya. Itu (pendapat dan penilian) pribadi,” kata Hinca kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Menurut dia, Partai Demokrat, baik Ketua Umumnya, SBY maupun AHY berhubungan baik dengan politisi manapun. Termasuk dengan Ketua Umum PDI Perjuangan. Partainya juga menyakini keputusan Presiden Jokowi tidak menyertakan partainya dalam koalisi pemerintahan, memiliki tujuan yang baik.