JAKARTA-Luhut Binsar Panjaitan dipandang sebagai salah satu obstacle atau faktor yang mengganggu kinerja pemerintahan Jokowi periode yang lalu.
Bersama Rini Soemarno, Enggartiasto Lukita dan Amran Sulaiman, seharusnya LBP tidak dipakai lagi pada pemerintahan periode berikutnya.
Begitu pandangan ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri dalam dialog di CNN Indonesia beberapa waktu lalu.Menurut Faisal Basri, Luhut diberikan kewenangan yang begitu besar oleh Jokowi.
Baca Juga:Arsenal Telan Kekalahan di Markas Sheffield United 0-1Tidak Welcome
“Diberikan keleluasaan untuk mengurus mobil listrik, baterai, menjadi duta investasi kemana-mana,” kata Faisal.
Padahal, sambungnya, sebagai seorang menteri kordinator pekerjaan utama Luhut seharusnya mengkordinir menteri-menteri di bawah bidangnya agar serasi.
“Kalau dia (Luhut) mengambil alih tugas menteri,” sambung Faisal Basri lagi.
Sementara dalam talkshow terpisah di TVOne, Faisal mengatakan, Luhut kerap bertindak seolah-olah dirinya adalah perdana menteri.
“Semua urusan diambil,” kata dia.
Di sisi lain, Luhut adalah seorang pebisnis, pemilik sekian banyak perusahaan di berbagai sektor. Hal ini membuat keterlibatannya di dalam pemerintah cenderung bias kepentingan.
Inilah yang membuat, menurut informasi yang beredar di lapangan, kalangan internal pengusung utama Jokowi, PDI Perjuangan, lebih ingin kali ini Luhut berada di luar kabinet.
Di mata PDIP, eksistensi Luhut kira-kira sama dengan Rini Soemarno.
Soal aktivitas bisnis Luhut yang dikhawatirkan melahirkan conflict of interest sebenarnya bukan hal baru, dan sudah pernah ramai dibicarakan masyarakat.
Baca Juga:Video Jawaban Lucu Santri asal Pekalongan Terbukti, Prabowo Segera jadi MenteriBatal Jadi Menteri, Ini Klarifikasi Bupati Minahasa Selatan
Bisnis.com beberapa tahun lalu pernah menurunkan laporan mengenai 16 perusahaan milik Luhut Panjaitan. Luhut mengantongi 99,98 persen saham PT Toba Sejahtera.
Di bawah Toba Sejahtera ada enam anak usaha yang terdiri dari Toba Coal and Mining, Toba Oil and Gas, Toba Power, Toba Perkebunan dan Kehutanan, Toba Industri dan Toba Property and Infrastructure.
Dari enam bidang usaha itulah lahir 16 anak perusahaan yang bergerak di berbagai sektor.
Di dalam laporan itu, Bisnis.com mengurai kerajaan bisnis Luhut Panjaitan.
Di bawah Toba Coal and Mining terdapat PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) yang memiliki tiga anak perusahaan pertambangan batubara di Kalimantan Timur. Anak-anak perusahaan Toba Bara bekerja sama dengan kontraktor-kontraktor tambang terkemuka Indonesia seperti Petrosea dan SIS untuk memastikan bahwa rencana penambangan berjalan tepat waktu dan meminimalisasi biaya pengembangan yang meningkat.