PEJABAT keamanan siber Inggris membongkar modus operandi kelompok peretas Rusia, Turla yang menggunakan infrastruktur dan peralatan komputer yang digunakan Iran untuk meretas sejumlah lembaga di 20 negara dalam 18 bulan terakhir.
Turla dilaporkan paling aktif melakukan aktivitas peretasan di Timur Tengah dan juga mentarget lembaga-lembaga di Inggris.
Dalam pernyataan bersama, Badan Keamanan Nasional AS atau NSA dan Pusat Keamanan Siber nasional Inggris berusaha meningkatkan kesadaran industri mengenai aktivitas dan membuat serangan semakin sulit bagi musuh mereka.
Baca Juga:Pakai Kemeja Putih Celana Hitam, Sri Mulyani Tiba di IstanaManuver Luhut Koalisi Gerah
“Kami ingin mengirim pesan jelas bahwa bahkan ketika aktor siber menutupi identitas mereka, kapabilitas kami akan sepenuhnya mengidentifikasi mereka,” kata Paul Chichester, pejabat sneior badan intelijen Inggris, sebagaimana dilaporkan Reuters, 21 Oktober 2019.
Para pejabat keamanan di Barat, memasukkan Rusia dan Irak sebagai ancaman berbahaya dalam jagad siber, sama halnya dengan Cina dan Korea Utara.
Namun, sejumlah pejabat intelijen mengatakan tidak ada bukti terjadi kolusi antara Tula dan kelompok peretas Iran yang dikenal sebagai APT34.
Sejauh ini juga belum ada laporan dari Iran tentang penyalahgunaan perangkat intelijen oleh kelompok peretas Rusia.