J&J mengatakan pihaknya bekerja bersama FDA untuk menentukan integritas dari sampel-sampel yang diuji dan validitas hasil tes.
Dalam telekonferensi dengan para wartawan pada Jumat (18/10), dr. Susan Nicholson, kepala Kesehatan Perempuan pada organisasi keselamatan medis di perusahaan itu, mengatakan penemuan kandungan asbes tersebut, “sangat tidak biasa.” Dia menambahkan hasil itu “tidak konsisten dengan pengujian kami hingga saat ini.”
Jenis asbes yang ditemukan dalam pengujian FDA tidak ditemukan di tambang di mana perusahaan itu mendapatkan pasokan bedak, kata Nicholson. Dia menggambarkannya sebagai pencemaran lingkungan yang umum ditemukan pada material-material gedung dan alat-alat industri.
Baca Juga:Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Copot Seluruh Gelar Selirnya, Sineenat WongvajirapakdiGiliran Calon Menteri dari PPP, Suharso Monorfa Datangi Istana
J&J mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan apakah kontaminasi silang pada sampel menimbulkan hasil positif yang salah, apakah sampel itu diambil dari botol dengan segel yang masih tertutup atau apakah diproduksi di lingkungan yang terkontrol. Pihak J&J juga menambahkan pihaknya tidak bisa menentukan apakah produk yang diuji adalah produk asli atau palsu.
“Sangat penting bagi kami untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dari sampel untuk menentukan sumber kontaminasi,” kata Nicholson seperti mengutip VOAIndonesia, Senin 21 Oktober 2019. (*)