“Bom-bom yang sudah dipersiapkan memiliki daya ledak yang cukup tinggi [high explosive]. Bom ini berbeda dengan yang biasanya dirakit oleh kelompok JAD maupun teroris yang lainnya,” ucap Dedi.
Campuran kimia dalam bom itu ia anggap lebih berbahaya. Kelompok Abu Zee yang ditangkap di Bekasi dan Jakarta Utara maupun kelompok Abu Hamzah di Bogor, memiliki bom mengandung triacetone triperoxide (TATP).
Sedangkan bom kelompok JAD Cirebon mengandung asam nitrat (HNO3), urea (CON₂H₄), methanol (CH₃OH), RDX (O₂NNCH₂)₃, serta hexamethylene triperoxide diamine (HMTD).
Baca Juga:Polisi Gagalkan Rencana Teroris Sasar Mako Brimob Cirebon dan Tempat IbadahKisah Supendi Menjabat 9 Bulan, Bupati Indramayu Hingga Tertangkap OTT KPK
“High explosive semua. Kemudian ditambah juga bahan-bahan semacam racun. Racun dari hasil uji forensik bernama Abrin. Karakteristik berbahaya, dengan 0,7 mikrogram, racun dapat membunuh 100 orang,” papar Dedi.
Polisi masih mencari tahu dari mana para terduga teroris mendapatkan Abrin.
“Perlu saya tegaskan rencana penangkapan teroris ini di Lampung, Jakarta, Bekasi, Jambi, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali, itu semua sudah diperiksa. Tidak ada kaitanya dengan penggagalan pelantikan presiden dan wakil presiden,” kata Dedi.
Ia menambahkan di Yogyakarta ada dua terduga teroris yang ditangkap, mereka berencana beraksi dengan menyerang tempat ibadah dan kantor kepolisian setempat. Di Solo turut serupa, namun Dedi tak menyebutkan jumlah terduga teroris. (*)