Diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 telah melakukan penggeledahan di rumah tersangka teroris bernama Noval Agus Safroni di wilayah Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (13/10). Dalam penggeledahan itu ditemukan barang bukti buku panduan jihad.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan Noval merupakan satu kelompok dengan Abu Zee. Dia pun berbai’at pada Al Baghdadi.
“Pernah membahas tentang Khilafah bersama dengan kelompok Abu Zee,” ujarnya.
Selain itu, Argo juga mengatakan Noval juga berprofesi sebagai Ustadz dari Khilafatul Muslimin.
Baca Juga:Penusukan Wiranto, Aksi Balas Dendam ISIS, JAD dan Abu Zee?2 OTK Serang Wiranto, Polisi Sebut ISIS
Dalam penggeledahan itu ditemukan berbagai barang bukti yaitu buku panduan jihad, khilafatul jihad, satu kardus berkas data khilafatul muslimin, satu buku Dilema PKS, satu buku Al-Khilafah, delapan buku ISIS, dua buah gunting, dua kabel Jex sound, dan satu plastik paku payung dan paku baja.
Selain itu, ditemukan juga satu lakban plastik warna bening, satu kartu keluar atas nama Noval, satu buku tiada khilafah tanpa tauhid dan jihad, satu plastik tatitis kecil warna putih, satu Data Khilafatul muslimin dan satu logo bordir kilafatul muslimin.
Sementara, Khalifah Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja membenarkan kalau seorang pria, Noval Agus Syafroni mendatangi Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, pada Minggu pagi, 13 Oktober 2019.
Menurut Khalifah, ia mendapatkan informasi dari kepolisian (intelijen), bahwa yang bersangkutan sedang dicari oleh pihak aparat, kemudian ia mencari informasi dan ternyata benar kalau Noval merupakan jamaahnya. Noval membesuk anaknya yang berada di Lampung, kemudian juga memanggil pihak Kepolisian, untuk mengklarifikasi langsung terhadap yang bersangkutan.
“Intel juga kasih informasi, dan saya cari ternyata benar dia warga Khilafah (Noval), dia ini suka main media sosial,” ujarnya kepada Lampost.co, Minggu 13 Oktober 2019.
Menurutnya Noval sering menggunakan Facebook dan sering berkomunikasi dengan orang, atau saling membalas komentar.
“Nah dia kan sering sahut menyahut, (komentar), tapi tidak sependapat nah yang itu (orang berbalas sosmed) ditangkap di Jakarta,” katanya.
Baca Juga:Pulihkan Tanah Tercemar, Dosen ITB Buat Teknologi Soil WashingBerapa Bayaran Buzzer? Analisis Medsos Ungkap Faktanya
Menurut Khalifah, Noval pun sebenarnya tak mengetahui kalau dirinya sedang dicari aparat. Khalifah juga menyatakan, kalau aparat mencurigainya karena sering berbalas komentar di Facebook, dengan orang yang ditangankap terlebih dahulu.