Tapi soal obat?
Itu nyawa saya.
Di dalam bus menuju Cardiff itu pula saya coba menghubungi National Express. Jam sudah pukul 17.00 lebih. Sudah di luar jam kerja.
Saya email saja.
Saya adukan persoalan itu.
Langsung dijawab. “Email Anda sudah kami terima. Segera kami beritahukan paling lambat 48 jam kemudian,” kata email balasan itu.
Kelihatan sekali: yang membalas itu mesin.
Itu Jumat petang. Sabtunya hari libur. Minggu juga.
Saya pun pesimistis.
Begitu turun di terminal bus Cardiff saya cari kabel charger Huawei. HP saya sudah low batt. Bagaimana bisa berurusan kalau HP tidak berfungsi.
Baca Juga:Redupnya Buzzer Pro-Jokowi di Pembantaian WamenaBlak-blakan, Pengakuan Ahmad Muzani Soal Komunikasi Prabowo dan Megawati
“Semua toko sudah tutup,” ujar pengemudi taxi. Asal Bangladesh. Islam. Bisa sedikit bahasa Melayu. Pernah kerja di Brunei.
Tapi ia pintar. Saya dibawa ke stasiun pompa bensin. Ada toko di situ –yang biasa untuk tempat pembayaran bbm.
Penjaga tokonya seperti tertegun.
“Huawei? Upsss…,” katanya. Saya pun memperlihatkan mimik kecewa.
“Oh… Ada,” tambahnya.
Pinter sekali ia membuat jantung saya berdebar.
Ia tertawa-tawa. Humor khas Inggris.
Tapi itu justru bisa membuat saya akrab padanya. Saya bisa melakukan quid pro quo. Seperti yang dilakukan Presiden Donald Trump kepada presiden Ukraina.
“Apakah Anda tahu di mana ada dokter yang bisa dimintai resep pada jam seperti ini?” tanya saya.
“Dokter gigi?“ tanyanya.
Saya pikir ia mau bercanda khas Inggris lagi.
“Apakah saya kelihatan kehilangan gigi?“
“Soalnya Anda kelihatan sehat sekali. Berarti hanya sakit gigi,” katanya.
Saya menjadi serius. Saya ceritakan soal kehilangan obat itu.
Di Barat kita tidak bisa beli obat tanpa resep dokter. Anda mengiba sampai seperti Via Vallen pun –metu getih putihe– toko obat tidak akan bilang “Ya sudah aku lilo”.
“Tidak ada dokter seperti yang Anda maksud di sini. Semua dokter bekerja dalam sistem kesehatan,” tambahnya.
Kali ini dengan nada serius.
“Saya sarankan Anda ke rumah sakit saja. Masuk ke UGD,” katanya.
Ia pun menuliskan nama rumah sakit itu.
Baca Juga:Bamsoet Resmi Ketua MPR!Berdekatan dengan Makam Wiralodra II, Misteri Tengkorak di Ruko Bekas Warnet Indramayu
“Di sana pasti ada dokter yang bisa membantu Anda,” katanya –seraya menyerahkan catatan alamat rumah sakit itu.