Akun top buzzer pro pemerintah spt yg mucul saat membahas “khalifah” tak tampak di custer ini,” tulis Ismail dalam cuitan di tanggal 28 September.
“Zoom cluster Oposisi. Mereka ternyata banyak membahas Wamena, spt oleh @andre_rosiade, @AzzamIzzulhaq, @Dandhy_Laksono, dll. Mereka juga mengangkat tagar #IDIBerduka, seperti oleh @LisaAmartatara3, @R4jaPurwa, dll.”
“Posisi @Dandhy_Laksono bukan dalam cluster oposisi, apalagi pemerintah. Dia di luar cluster mainstream,” tambah Ismail dalam postingan berserinya tentang Papua.
Baca Juga:Blak-blakan, Pengakuan Ahmad Muzani Soal Komunikasi Prabowo dan MegawatiBamsoet Resmi Ketua MPR!
“Kita zoom cluster Pro West Papua. Mereka lebih banyak membahas “West Papua”. Dengan top influencer @VeronicaKoman, @PurePapua, @FreeWestPapua, @BennyWenda, dll.”
“Dari peta SNA tersebut, ketika publik dan oposisi banyak menyuarakan soal Wamena dan IDIBerduka, kita tak menemukan akun-akun top buzzer pro pemerintah seperti saat mereka membahas khilafah,” cuitannya per tanggal 28 September.
Cluster baru berwarna hijau yang membahas Wamena. Menurut Drone Emprit kelompok tersebut bukan dari kelompok yang ada sebelumnya, sehingga disebut publik.Twitter; @ismailfahmi
External Link: Ismail Fahmi
ABC menghubungi pemilik akun Twitter @Dennysiregar7, salah satu influencer pro Pemerintah Indonesia yang disebut Ismail.
Dalam postingannya tertanggal 29 September, Denny memang mengakui bahwa dirinya menahan diri untuk tidak berkomentar tentang kerusuhan Wamena.
“Ingin rasanya menulis pandangan pribadi tentang situasi di Wamena.. Tapi saya tahan, karena keamanan disana sangat rentan dan korban sudah banyak berjatuhan. Diam lebih baik dan percayakan pada keamanan. Doakan saja yang terbaik supaya semua cepat pulih seperti sediakala..,” tulis Denny dalam cuitannya.
Ia berpandangan kondisi di Wamena berbeda dengan konflik-konflik lainnya.
“Wamena ini sedang di-framing, ada pembantaian, atau Hidayat Nurwahid bilangnya genosida dari penduduk asli Papua dengan pendatang, bahkan framingnya itu sudah mengarah ke kesukuan, pembantaian suku pendatang dan juga malah makin menyempit lagi kepada agama,” tuturnya kepada ABC.
Baca Juga:Berdekatan dengan Makam Wiralodra II, Misteri Tengkorak di Ruko Bekas Warnet IndramayuIndonesia Biayai Buzzer untuk Manipulasi Opini Publik, Ini Hasil Kajian Oxford
Denny menuding ada kelompok-kelompok yang ingin memperuncing situasi supaya mengundang komentar terhadap situasi yang berlangsung.
“Tujuannya mereka itu hanya supaya komentar itu mengarah bahwa ini adalah perang antar suku dan agama, konflik horizontal.”