“Melalui pelatihan ini, kami sekaligus memperkenalkan peserta dengan lingkungan pesantren. Kami ingin masyarakat setempat, khususnya guru bahasa Inggris dapat ikut berpartisipasi dalam program ini untuk membangun pesantren, sehingga ketika program resmi dari kami usai, program di pesantren dapat terus berjalan”, terang Sisilia S. Halimi sebagai Ketua Pengabdi.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari (30 jam) ini menggunakan materi yang dirancang supaya interaktif, kolaboratif, dan reflektif dengan para fasilitator dari Universitas Indonesia.
Paparan mencakup beberapa topik penting, antara lain review of current best practices: teaching 4 skills, developing students’ higher order thinking skills, four skills bazaar, developing authentic materials, dan using technology and media with your class. Tugas mandiri juga diberikan kepada peserta di pelatihan ini.
Baca Juga:Bappenas Buka Suara Jokowi Gagal Capai Empat Target Ekonomi RPJMN 2015-2019Detik-detik Jembatan Ambruk Taiwan, Warga Pegagan Kidul Cirebon Jadi Korban
Hasil dari pelatihan ini adalah peserta memperoleh pengalaman langsung melakukan kegiatan pembelajaran yang mengedepankan pengajaran bahasa Inggris yang komunikatif, kontekstual, menyenangkan, serta mengasah kemampuan berifikir kritis peserta dalam memproduksi bahasa.
Para peserta mengaku mendapatkan manfaat dari pelatihan ini karena telah membekali mereka dengan hal baru terkait praktik pengajaran bahasa Inggris. Sekolah juga berharap dapat menjalin kerjasama dengan FIB UI dan pesantren.
Sementara itu, FIB UI masih mengirimkan para tenaga pendidik dari unsur untuk tinggal dan mengajar di pesantren. Salah satu pengajar bernama Mouna menyatakan pengalaman mengajarnya sangat berharga dan unik.
Ia menghadapi berbagai ekspektasi dan keinginan dari santri dan karena itulah, sebagai pengajar ia semakin termotivasi.
“Misalnya, ada orangtua santri berpesan bahwa anak tersebut ingin sekali pandai pidato dalam bahasa Inggris”, tutur Mouna tentang pengalamannya.
Selain itu, bagi para mahasiswa, pesantren sendiri merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Laili menambahkan psantren melatih diri untuk selalu bersikap dan berfikir positif yang selalu dicontohkan oleh semua orang yang tinggal di sana.
Baca Juga:Prof. Khairurrijal, Menciptakan Riset Berkelas Dunia Lewat Teknologi SederhanaHarga Emas Antam Naik Tipis Jadi Rp 764.000
Hal ini tidak terlepas dari sosok Ibu Nyai, Hj. Masriyah Amva, Pemimpin Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy dan para pengurus PPKJ yang senantiasa menciptakan suasana kekeluargaan yang kental di lingkungan pesantren.