Meskipun adanya teka-teki (enigma) ini, studi CIA memastikan bahwa dalam bulan November 1964 PKI mendirikan suatu organisasi rahasia untuk menyusup dan melakukan subversi terhadap kekuatan bersenjata Indonesia.
Namanya Biro Khusus, katanya dikepalai oleh seseorang bernama Sjam. Biro Khusus ini memang amat rahasia: Tampaknya, hanya sejumlah kecil orang saja di Politbiro yang tahu tentang adanya Biro Khusus ini; samasekali tidak jelas apakah ada orang lain kecuali Aidit yang tahu tentang identitas orang yang mengepalai organisasi tsb. [Halaman 265-266, dan cf halaman 101].
Karena Aidit sudah mati, otoritas CIA mengenai adanya Biro ini hanyalah Sjam sendiri – yang namanya barangkali tidak tepat mengucapkannya, Sham. Untung, dia ternyata adalah “saksi yang paling koperatif”.
Baca Juga:YPKP Temukan 346 Kuburan Massal Korban Tragedi 1965, Bedjo Untung: Temuan Diserahkan ke Komnas HAMBelum Lihat Barbuk Bom Molotov, Pengacara Dosen IPB Sebut Dalang Demo Rusuh Adalah Orang ‘Terpandang’
“Begitu Tentara bisa membikin Sjam bicara, tampaknya ia juga ingin sekali menceriterakan segala sesuatu yang ia ketahui tentang kup itu – hampir-hampir dari perasaan bangga, tampaknya” [halaman 76 dan 76a, note].
Barangkali sikapnya yang suka ngomong itu ditimbulkan oleh pengalaman 10 tahun sebagai informan profesional untuk intel militer tentara, yang melaporkan tindak-tanduk PKI dan parpol-parpol lainnya (halaman 107).
CIA mengambil fakta-fakta ini untuk menunjukkan begitu meng-gemparkan-nya penetetrasi PKI ke dalam aparat militer — tetapi dengan sendirinya itu bukan satu-satunya cara hal itu bisa diartikan.
Apa tujuan manipulasi subversif Biro Khusus terhadap perwira-perwira militer? Mengejutkan sekali, tampaknya, bukan untuk merebut kekuasaan: Karena sekarang jelas bahwa kup Indonesia itu bukanlah suatu tindakan untuk menggulingkan Sukarno dan/atau mendirikan pemerintah Indonesia [sic!].
Hakikatnya , tindakan itu adalah suatu pembersihan terhadap pimpinan Angkatan Darat, yang dimaksudkan untuk terjadinya suatu perubahan tertentu dalam komposisi kabinet. Dalam pengertian ini, adalah lebih tepat untuk menyatakannya sebagai suatu pembersihan, dan bukan suatu kup. [N.p.; dari kata pengantar oleh John Kerry King, Kepala DDI Special. Research Staff; dan cf. halaman 29-30].
(2) Apa yang terjadi di Indonesia?
Oleh: Prof.Dr. Benedict Anderson dan Prof. Dr. Ruth McVey
Sabtu ini saya publikasikan bagian-2 bahan berjudul “Apa yang terjadi di Indonesia”. Bagian pertama telah disiarkan pada tanggal 25 Agustus y.l.