Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriqWassalamu’alaikum wr. wb.
Penulis/debunker adalah Sekretaris Lajnah Ta’lif wan-Nasyr (Lembaga Infokom) NU Papua, dan Ketua PW Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) Papua.
Verifikasi Fakta
Setelah tulisan Fritz beredar luas, Dandhy Dwi Laksono membantah tulisan tersebut. Melalui akun Facebook, Dandi memaparkan kejanggalan dari temuan Fritz. Menurut Dandhy, ada dua hal yang fatal dari upaya Fritz menjawab postingan Dandi. Pertama, posting Frtiz Haryadi ini tidak mengajukan foto untuk mendukung “fakta” yang ia klaim tentang spanduk bertuliskan “Posko UMLWP”. Jadi Fritz tidak mengajukan fakta baru.
Kedua, Dandhy menanggapi postingan Fritz karena ia khawatir pengkambinghitaman dirinya dalam kasus Papua akan semakin menguat.
Baca Juga:Sah! 575 Anggota DPR Periode 2019-2024 Resmi DilantikPasal Karet
Melalui akun Facebooknya, Dandhy Dwi Laksono memberikan jawaban dengan rinci dan lugas. Selengkapnya seperti ini https://www.facebook.com/dandhy.laksono/posts/10157481521403618 :
SAYA MENJAWAB DEBUNK. Upaya mengkambinghitamkan saya sebagai penyebab konflik di Papua tak hanya dilakukan polisi, juga beberapa netizen. Salah satunya oleh Sdr Fritz Haryadi yang mengaku sebagai pengurus Lembaga Komunikasi NU di Papua.
Ada beberapa poin yang beliau tulis. Salah satunya tentang posting saya bahwa kericuhan di Jayapura pada 23 September 2019 (bukan Wamena) yang menewaskan 3 mahasiswa dan 1 personel TNI dimulai saat mahasiswa Papua yang eksodus (pulang kampung) dari beberapa kampus di Indonesia, hendak membuka posko di Universitas Cenderawasih.
Kalimat posting saya di Twitter:“JAYAPURA (foto 1). Mahasiswa yang eksodus dari kampus-kampus di Indonesia, buka posko di Uncen. Aparat angkut mereka dari kampus ke Expo Waena. Rusuh. Ada yang tewas.”
(Hati-hati dengan kata Expo Waena dan Wamena. Ini dua hal dan lokasi yang jauh berbeda).
Dari kalimat ini, lalu Saudara Fritz Haryadi membuat apa yang ia sebut “Debunk Twit Hoax Aktivis DDL tentang Jayapura dan Wamena”.
Ia pun menulis dengan gagah:
“Fakta :1) Mahasiswa eksodis itu bukan cuma buka posko tanpa nama. Jelas ditulis di kain besar yang digantung di pagar kampus Uncen Abepura, “Posko ULMWP”. United Liberation Movement for West Papua, bentukan Beny Wenda yang sekarang menikmati suaka politik di London. … dst”.