JAKARTA-Minggu (29/9) pukul 08.56 WIB, wilayah Kuningan, Jawa Barat, digoyang gempa bermagnitudo 2,9 SR. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa diduga kuat terjadi akibat aktivitas Sesar Baribis segmen Ciremai.
“Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake, yang dipicu sesar aktif,” ujar Daryono dalam keterangan, Minggu.
Menurut Daryono, gempa terjadi di darat pada jarak 17 km tenggara Kota Kuningan dengan kedalaman 13 kilometer dan merupakan jenis gempa kerak dangkal.
Baca Juga:Hari Ini, Kapolri Pimpin Sertijab 3 KapoldaPesan Ridwan Kamil untuk Mahasiswa Jabar: Jangan Melakukan Tindakan Anarkis
BMKG mencatat gempa mengguncang wilayah Kuningan, Cikijing, Kadugede, Sangkanurip, Kalimanggis, dan Bojong. Beberapa warga di Kuningan sempat berlarian keluar rumah karena terkejut akibat guncangan yang terjadi tiba-tiba.
Daryono menuturkan bahwa daerah tersebut dilalui Sesar Baribis, tepatnya Segmen Ciremai. Segmen Ciremai memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum 6,5 SR. Sesar ini juga memiliki laju pergeseran sesar 0,1 milimeter per tahun.
Berdasarkan catatan sejarah, daerah tersebut sudah beberapa kali diguncang gempa tektonik, yaitu pada 1947, 1955 dan 1973 yang melanda daerah barat daya Gunung Ciremai dan sekitarnya. Diduga karena berkaitan dengan struktur sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut.
Catatan BMKG, ucapnya, juga menunjukkan jalur segmen sesar ini memicu gempa terakhir pada 8 Februari 2018 dengan kekuatan 3,1 SR dan 25 Juni 2019 dengan kekuatan 2,6 SR. Dua gempa ini juga dipicu aktivitas Sesar Baribis segmen Ciremai.
“Aktivitas gempa Kuningan dapat menjadi pengingat dan alarm bagi masyarakat Kuningan dan sekitarnya bahwa ada potensi gempa di wilayahnya sekaligus mengukuhkan pendapat ahli bahwa jalur Sesar Baribis, khususnya Segmen Ciremai, masih sangat aktif,” ujarnya. (antara/jpnn)