Tulisan ini harus adu cepat dengan BoJo –Boris Johnson: bisa jadi perdana menteri Inggris itu sudah mengundurkan diri. Saat tulisan ini terbit di DI’s Way.
Atau belum.
Atau tidak pernah mundur –tidak mau tercatat dalam sejarah sebagai perdana menteri terpendek masa jabatannya. Kurang dari 100 hari.
Tapi desakan untuk mundur itu luar biasa. Sejak Selasa lalu. Sejak ada putusan Mahkamah Agung Inggris. Yang memutuskan –tidak mengejutkan– BoJo melanggar hukum.
Yang mana
Baca Juga:Terungkap! Isi Percakapan yang Bikin Trump Mau DimakzulkanGempa Magnitudo 2,9 Guncang Kuningan
Yang membekukan parlemen itu. Yang alasannya karena akan ada Queen Speech tanggal 15 Oktober 2019. Yang menurut aturan di sana jelas: sebelum pidato Sang Ratu, parlemen harus off dulu.
Padahal itu hanya akal-akalan BoJo. Agar parlemen tidak punya waktu membahas Brexit.
Dengan begitu –harapan BoJo– Brexit pasti terjadi tanggal 31 Oktober nanti. Dengan atau tanpa kesepakatan –disetujui Uni Eropa atau tidak.
Sejak BoJo menghadap Ratu Elizabeth –untuk minta ada Queen Speech– kecaman muncul: BoJo menipu Ratu.
Banyak anggota parlemen bergerak. Termasuk mantan perdana menteri John Major. Yang satu partai dengan BoJo.
Mereka tidak mempersoalkan ‘penipuan’ itu. Tapi menggugat soal pelanggaran hukumnya: membuat parlemen beku.
Ini sangat mendasar dalam urusan demokrasi. Di Inggris.
Di Inggris.
Dianggap sama dengan memberangus suara rakyat.
Bukan main perjuangan anggota DPR di Inggris. Dalam menegakkan demokrasi.
Di Inggris.
Mereka tidak pernah mencari-cari pesangon ketika masa jabatan mereka akan berakhir. Misalnya, dengan buru-buru mengesankan suatu RUU menjadi UU. Apalagi kalau itu atas pesanan yang memberi pesangon.
Baca Juga:Gempa Magnitudo 6,7 Goyang Melonguane SultraMengintip Operasi CIA di Indonesia
Begitu ada putusan Mahkamah Agung itu, anggota parlemen langsung masuk kerja. Keesokan harinya.
Mereka langsung memanggil BoJo ke DPR. Untuk ditanya banyak hal.
BoJo pun buru-buru pulang. Padahal, saat itu, ia lagi di New York. Untuk sidang PBB. Dan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Trump pendukung utama BoJo. Sampai menjanjikan bantuan yang tremendoussetelah berhasil Brexit.
Dari New York BoJo langsung ke parlemen.
Sidang itu begitu panas.
BoJo ngotot: Inggris harus keluar dari Uni Eropa 31 Oktober nanti –tanpa kesepakatan sekali pun.