JAKARTA-Polisi menangkap seorang Dosen Intitut Pertanian Bogor (IPB) yang diduga menginisiasi dan menggerakkan pembuatan bom molotov untuk aksi Mujahid 212 pada Sabtu (28/9) kemarin. Bom itu dibuat untuk memicu kerusuhan atau chaos saat aksi digelar.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Dicky Ario Yustianto menyampaikan, operasi penangkapan salah satu otak yang diduga pembuat bom itu dilakukan oleh Jatanras Polda Metro Jaya yang juga melibatkan Densus 88 Antiteror Polri.
“Polres hanya back up saja,” kata Dicky melalui pesan singkat, Minggu (29/9).
Baca Juga:Sri Bintang Pamungkas Tuding Penangkapan Anaknya Sebuah FitnahPolisi Ungkap Kronologis Peristiwa Kebakaran di Bandara BIJB Kertajati Majalengka
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tersangka diamankan di Jalan Hasyim Asyari, Tangerang Kota, pukul 01.00 WIB. Barang bukti yang disita petugas salah satunya bom molotov siap pakai untuk aksi Mujahid 212 berjumlah 29 buah.
“Kami juga tidak diperbolehkan untuk mengambil dokumentasi,” jelas Dicky.
Sementara itu, Kepala Biro Humas IPB Yatri Indah Kusumastuti mengaku belum mengetahui laporan soal dosen kampusnya yang ditangkap polisi karena kasus kepemilikan bahan peledak.
“Saya belum bisa memberikan komentar apa pun. Saya baru dengar mas. Saya cek dulu ya,” kata Yatri , Minggu (29/9).
Informasi yang dihimpun, dosen IPB itu bernama Abdul Basith kelahiran Kendal 1975, yang mengajar di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM).
Barang bukti yang diamankan berupa 29 buah bahan peledak jenis bom molotov, handphone Xiaomi S3, KTP, dan dompet. Selain dosen IPB, ada beberapa pria lainnya yang ditangkap polisi terkait kasus ini antara lain Sugiono atau Laode, Yudhi Febrian, Aliudin, Okto Siswantoro, dan H Sony Santoso.
Sementara itu Rektor IPB Arif Satria belum memberikan balasan saat dikonfirmasi wartawan soal masalah ini. Arif belum memberikan tanggapan hingga berita ini dimuat pada Minggu (29/8) siang. (jp)