Kecurigaan adanya yang menunggangi aksi massa juga disampaikan oleh Menkopulhukam Wiranto. Menurut Wiranto, yang dihadapi oleh aparat pada 24-25 September 2019 di depan gedung DPR/MPR adalah perusuh, bukan demonstran atau pengunjuk rasa. Dia juga menyebutnya sebagai preman.
“Yang dihadapi bukan demonstran yang mengikuti aturan unjuk rasa, tapi betul-betul suatu kelompok perusuh yang dilaksanakan secara sistematis untuk melanggar hukum,” kata Wiranto di Jakarta, Kamis, 26 September 2019.
Tujuan mereka, katanya, melakukan kegiatan yang bersifat inkonstitusional atau melanggar hukum. Dia menyebutkan, aksi lempar batu dan petasan sebagai buktinya. “Mereka betul-betul mengerahkan bukan lagi pelajar, tapi juga preman dan perusuh yang bertindak brutal,” ujarnya.
Baca Juga:Ananda Badudu Ditangkap Terkait Penggalangan Dana Untuk MahasiswaKontraS Desak Kapolri Tangkap Adili Pembunuh Mahasiswa di Kendari
Pengamat politik Ujang Komaruddin juga meyakini, ada penunggang gelap di balik aksi rusuh akhir-akhir ini. Menurut dia, mahasiswa dan pelajar tidak mungkin melakukan aksi anarkistis dan pembakaran seperti yang terlihat pada aksi beberapa hari ini.
“Tentu kalau aksi yang menghadirkan, melahirkan, menimbulkan dampak kerusakan, chaos, itu dugaan saya ada yang menyusupi. Saya rasa mahasiswa di mana-mana gerakannya damai, gerakan tanpa anarkisme, gerakan intelektual dan gerakan moral,” kata Ujang saat dihubungi, Kamis, 26 September 2019.
Ujang menduga, penyusup itu punya agenda lain untuk mendelegitimasi pemerintah atau menjatuhkan citra mahasiswa.
Siapa Aktor Penunggang
Meski Wiranto dan Tito dengan lugas meyakini adanya aktor yang menunggangi aksi demonstrasi, tapi siapa penunggangnya tak ada yang jelas. Polri mengaku sedang mendalami siapa otak di balik kerusuhan yang terjadi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya masih mendalami master mind dan dalang kerusuhan tersebut.
“Perlu disampaikan demo yang terjadi di beberapa wilayah memang ditumpangi oleh perusuh yang sengaja memprovokasi mahasiswa dan masyarakat melakukan tindakan anarkis. Kita masih dalami siapa master mind dan dalang kerusuhan ini,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 26 September 2019.
Dedi menuturkan, pihaknya masih mendalami apakah ada keterkaitan di antara beberapa tersangka yang sudah diamankan.