JAKARTA-Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Soleman Ponto meminta pemerintah melakukan operasi intelijen dalam menangani kerusuhan saat terjadinya demonstrasi. Kericuhan diduga dilakukan penunggang gelap, baik di Jakarta maupun di wilayah lain yang marak belakangan ini.
Ponto yakin, pemerintah telah mengetahui dalang kerusuhan di setiap aksi, baik yang dilakukan oleh mahasiswa maupun pelajar. “Karena dalangnya sama seperti kerusuhan di depan Bawaslu, Mei yang lalu, kalau saya mengusulkan lebih baik menggunakan operasi intelijen,” kata Ponto, di Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Menurutnya, pendekatan penegakan hukum tidak efektif dilakukan sekarang ini. Sebab, aparat membutuhkan waktu untuk mengumpulkan alat-alat bukti kemudian memproses hukum dalang kerusuhan. Adapun intelijen sudah mengendus siapa pelakunya, tetapi sebagai alat negara harus menunggu perintah untuk menindaknya.
Baca Juga:Siapa Penunggang Aksi Massa Demonstrasi?Ananda Badudu Ditangkap Terkait Penggalangan Dana Untuk Mahasiswa
“Menunggu proses hukum itu tidak sebentar. Sedangkan demonstrasi bisa dilakukan kapan saja dan membonceng aksi demonstrasi itu sangat mudah. Ambulans saja bisa diisi batu-batu dan bensin untuk menyerang petugas,” ujar dia.
Ponto menilai, upaya persuasif juga tidak efektif untuk dilakukan sekarang ini. Sebab dia meyakini misi besar kelompok perusuh adalah menggagalkan pelantikan Presiden, Oktober mendatang.
“Bagaimana bisa persuasif, orang target mereka 20 Oktober. Sudah dekat. Maka mereka ribut-ribut terus sekarang. Kalau targetnya untuk tahun depan mungkin bisa untuk persuasif,” tuturnya.
Pemerintah, lanjut Ponto, harus bisa menangani dalang kericuhan karena mayoritas masyarakat menghendaki situasi yang damai dan aman. Apabila dalangnya terus dibiarkan maka potensi kegaduhan bakal terus terbuka lebar.
Selain itu, terbuka kemungkinan terjadi konflik di tengah masyarakat karena memelihara sentimen pro-kontra terus terpelihara. Sekarang ini situasi tersebut sudah terasa. Sebab, tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan kericuhan karena mengganggu keseharian mereka.
“Kalau operasi intelijen dilakukan, maka siapa pun yang terindikasi, bakal dibabat habis. Saya tidak meragukan kualitas intelijen kita. Kerja mereka cepat dan akurat dengan tingkat kegagalan sangat kecil,” tekan dia. (*)