Banyak kosa kata baru saat itu: digropyok, diciduk, diamankan, dilenyapkan, diambil, diselesaikan, dan dihabisi.
Setelah saling memberi hormat dengan Serma Hadi, Ayah melompat ke atas truk kecil hijau tua yang dikemudikan Serka Hartojo. Sopir, pengawal, dan sahabat Ayah yang setia itu selalu bersama hampir pada tiap operasi militer, bahkan sampai Operasi Seroja (1977-1978) di Timor Timur. Jeep itu menghilang di kegelapan malam melewati pebukitan Kajen kembali ke induk pasukan-pasukan 407 di Boyolali dan Surakarta.
Ayah kemudian menjadi caretaker bupati di suatu kabupaten karena bupati lama tersangkut G30S/PKI. Malam itu, wajah Ayah tampak serius dan angker, “Jaga Ibu dan adik-adikmu”.
Baca Juga:Kajian Bappenas Dangkal, Anggota Pansus Pemindahan Ibu Kota: Pak Jokowi Semestinya Tidak Buru-buru Umumkan Lokasi IKNMantan KaBais Minta Pemerintah Lakukan Operasi Intelijen Tangkap Penunggang Gelap
Tanpa menyadari kegawatan situasi ini, aku malah asyik melihat tentara beraksi, bergerak dengan sistematis dan disiplin. Aku anak kolong. (*)