JAKARTA-Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan satu orang perusuh meninggal dunia dalam kerusuhan di kawasan Gedung DPR-MPR, Jakarta, Rabu (25/9). Ia mengatakan perusuh itu diduga meninggal akibat sesak napas.
“Menurut informasi sementara ini yang saya terima tadi pagi yang bersangkutan meninggal dunia, bukan pelajar, bukan mahasiswa, tapi kelompok perusuh itu,” ujar Tito di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (26/9).
Tito menuturkan perusuh itu sempat dilarikan ke RS Polri sebelum dinyatakan meninggal dunia. Sebab, ia berkata perusuh itu ditemukan dalam keadaan pingsan ketika bentrok terjadi di kawasan Slipi, Jakarta.
Baca Juga:Polisi Usut Penyebar Video Ambulans Milik Pemprov DKI dan PMI Bawa Batu dan BensinPolda Sultra Tegaskan Anggotanya Tidak Dibekali Peluru Tajam Saat Amankan Demonstrasi di Gedung DPRD Sultra
Kala itu, ia menyebut personel gabungan Polri-TNI tengah memukul mundur massa perusuh yang membakar pos polisi, merusak kendaraan, menutup jalan raya, melempar batu, hingga flare.
“Persis seperti peristiwa 21-23 Mei lalu, itu di daerah Slipi. Dan informasinya ada yang pingsan dan kemudian dibawa ke RS Polri,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tito menegaskan pihaknya tidak menemukan luka tembak atau kekerasan di tubuh perusuh itu. Terlebih, ia mengklaim telah mengingatkan anak buahnya untuk tidak menggunakan senjata dengan peluru tajam dan peluru karet ketika mengamankan aksi kemarin.
“Sehingga diduga hasil pemeriksaan sementara kemungkinan besar kekurangan oksigen karena saat itu padat sekali masyarakat yang ada di situ atau mungkin dia ada gangguan lain, fisiknya, di dalam tubuhnya. Kita tidak tahu setiap orang di dalam itu kita tidak ngerti ada yang sehat, ada yang sakit,” ujar Tito.
Meski belum ada kepastian penyebab, Tito berencana memerintahkan anak buahnya untuk meminta izin kepada keluarga korban agar bisa melakukan autopsi.
“Sekali lagi penekanan saya, tidak ada pelajar dan mahasiswa (meninggal) saat peristiwa semalam. Yang ada anak-anak SMA disuruh, diongkosi, dan diamankan baik-baik di Polda dengan baik-baik, di-interview, dan sebagian besar sudah dipulangkan,” ujarnya. (*)