JAKARTA- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dievakuasi ke ruangan Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya yang berada di dalam halaman Gedung DPR. Bamsoet awalnya hendak menemui massa mahasiswa yang sedang berunjuk rasa di depan Gedung DPR.
Bamsoet sebetulnya sempat berjalan ke arah lokasi unjuk rasa bersama Sekjen DPR Indra Iskandar. Dia berjalan dari dalam Gedung DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, menuju pintu gerbang, Selasa (24/9/2019) sore.
Namun, saat sampai di air mancur yang berada di halaman Gedung DPR, asap gas air mata terasa menyengat. Bamsoet sempat mengoleskan pasta gigi ke pipinya.
Baca Juga:Lempar Petasan, Ratusan Remaja Tanggung Diamankan Polisi Depan Gedung DPRNegara Masuki Zona Kritis, Rizal Ramli Katakan Ini
Tapi, karena asap gas air mata begitu menyengat, Bamsoet dan Indra dievakuasi ke ruangan Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya. Belum diketahui apakah politikus Golkar itu jadi menemui massa mahasiswa atau tidak.
Gas air mata kerap digunakan untuk membubarkan kerumunan massa oleh petugas keamanan. Peluru gas air mata termasuk dalam sejata kimia yang menyebabkan mata pedih dan menyesakkan pernapasan.
Gas yang dikeluarkan peluru ini juga kerap membuat iritasi kulit, pendarahan, dan yang paling parah menyebabkan kebutaan. Iritasi kulit yang disebabkan oleh bahan kimia gas ini dirasakan seperti rasa pedih di mata, kulit, mulut, paru-paru, dan organ lain yang terkena asap tersebut.
Encyclopedia Britannica menuliskan gas air mata pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I dalam perang kimia. Namun, karena efeknya jangka pendek dan jarang melumpuhkan, gas itu mulai digunakan oleh lembaga penegak hukum sebagai sarana untuk membubarkan gerombolan, melumpuhkan perusuh, dan membuang tersangka bersenjata tanpa penggunaan kekuatan yang mematikan.
“Anda bisa dipaksa untuk menutup mata (ketika terkena gas air mata) dan tidak bisa membukanya,” jelas Sven-Eric Jordt, seorang anestesiologis dari Universitas Duke Amerika Serikat, seperti dikutip PBS.
Setelah itu, penderita akan terbatuk-batuk, mual, dan muntah. Bahan kimia apa yang terkandung pada gas air mata ini sehingga menimbulkan efek yang sangat tidak menyenangkan. Jordt yang sudah meneliti gas air mata selama 10 tahun itu membeberkan temuannya. Jordt berpikir istilah ‘gas’ tidak cocok digunakan untuk bahan kimia tersebut.