MAKASSAR — Sekretaris Jenderal (Sekjend) Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI), Abd Haris Zainuddin, angkat bicara terkait beredarnya video yang menampillkan oknum aparat kepolisian bersenjata mengejar mahasiswa sambil membentak-bentak di dalam masjid.
Haris mengatakan, video yang menampilkan tindakan oknum aparat seperti ini sudah berulang kali beredar dengan latar tempat yakni masjid dan waktu yang berbeda. Karena itu, ia dengan tegas mengingatkan kepada pihak aparat untuk lebih berhati-hati bertindak di dalam masjid.
“Sebelumnya, video seperti ini juga pernah beredar yang menunjukkan aparat berlaku kasar terhadap mahasiswa dalam masjid. Celakanya, oknum polisi di dalam video tersebut juga selalu terlihat tidak melepas alas kaki,” kata Haris.
Baca Juga:Meliput Demo, Oknum Polisi Brutal Pukuli Wartawan Berita Antara dan Inikata.com Group Radar MakassarSituasi Belum Kondusif, Bentrokan Antara Mahasiswa dan Polisi di Flyover TVRI
Padahal, lanjut Haris, semua masjid sudah sangat jelas menentukan batas suci, yakni kawasan alas kaki harus dilepas. Setiap orang waras, apalagi di negeri ini memahami batas suci masjid tersebut. Karena itu, ia mengaku tidak bisa menerima tindakan aparat seperti dalam video tersebut bagaimana pun kondisinya.
“Saya menduga, tindakan lupa batasan dari oknum aparat itu karena sudah sangat emosional. Tapi, tetap, aparat harus mengontrol diri, tetap memakai akal sehatnya. Termasuk dalam melihat tempat ia bertindak,” tegas Haris.
Selain perihal batas suci masjid, Haris juga mengingatkan bahwa ada larangan membawa senjata dan bertindak kekerasan di dalam masjid. Haris mengutip hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Bukhari.
Dalam Hadis, Rasulullah bersabda, apabila salah seorang di antara kalian lewat di dalam masjid atau pasar kami dengan membawa lembing, maka hendaklah ia memegang mata lembing itu dengan tangannya sehingga ia tidak melukai orang muslim.
Meski belum jelas perihal asal-usulnya, video tersebut ramai beredar pada Selasa, 24 September 2019, sekira pukul 19.30. Momen ini beriringan dengan aksi unjuk rasa serentak ribuan mahasiswa di sejumlah daerah.
Dari dialog partisipan dalam rekaman video tersebut, diduga lokasi pengambilan gambar berada di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. (rls)