Kudeta terjadi pada 11 September 1973. Kudeta itu berlangsung cepat dan mengerikan. “Untuk menghindari penangkapan dirinya di istana kepresidenan, Allende menembak dirinya sendiri dengan sebuah senapan otomatis, yang merupakan hadiah dari Fidel Castro,” tulis Weiner. “Maka kediktatoran militer di bawah kepemimpinan Jenderal Augusto Pinochet mengambil tampuk kekuasaan pada sore harinya, dan CIA dengan cepat merajut hubungan dengan junta baru itu.”
Jenderal Augusto Pinochet dan Henry Kissinger, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, tahun 1976. (Wikipedia).
Operasi Jakarta
Menurut Arief Budiman dalam Kebebasan, Negara, Pembangunan: Kumpulan Tulisan 1965-2005, apa yang terjadi di Chile tahun 1973 memiliki persamaan dengan yang terjadi di Indonesia pada 1965. Mula-mula ada presiden kiri (nasionalis dan sosialis) yang berkuasa (Sukarno dan Allende). Kemudian ada kudeta militer, dan kedua presiden disingkirkan. Bedanya, Sukarno dikucilkan (jadi tahanan kota kemudian tahanan rumah) hingga meninggal, sedangan Allende bunuh diri.
Baca Juga:Terusir SpeedwayDiretas, Situs Kemendagri Berubah Tampilan
Setelah itu, lanjut Arief, ada penangkapan dan pembunuhan massal. Di Chile, lebih dari 3.000 orang (0,03 persen dari penduduk Chile yang berjumlah 10 juta) dibunuh dan puluhan ribu orang dipenjara dalam sebuah penindasan yang disebut Caravan of Death (Prosesi Kematian). Di Indonesia, sekitar setengah sampai satu juta orang dibunuh (sama dengan 0,3 persen sampai 0,6 persen dari 150 juta penduduk Indonesia). “Ini berarti, dalam persentase, yang terbunuh di Indonesia adalah sepuluh kali lipat dari yang mati di Chile,” tulis Arief.
Pinochet rupanya tahu apa yang terjadi di Indonesia pada 1965. Lalu melaksanakan skenario yang sama dengan tujuan yang sama, yakni menyapu bersih unsur politik kiri dari kehidupan politik negerinya. “Pinochet mengikuti tindakan seperti yang dilakukan Soeharto. Karenanya rencana kudeta terhadap Allende, dia sebut Operasi Jakarta. Dalam kedua peristiwa itu, keterlibatan Amerika melalui CIA amat besar,” tulis Arief.
Rezim Pinochet berkuasa selama 17 tahun (1973-1990). Rezim junta militernya berakhir dengan referendum pada 1988. Setelah tak lagi berkuasa, dia berhasil bertahan sebagai Panglima Angkatan Bersenjata hingga 1998. Setelah itu, dia menjadi senator hingga 2002.
Menurut Arief, Pinochet sempat ditahan di Inggris saat sedang berobat dengan tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh pengadilan di Spanyol. Dia diadukan oleh warga Chile di sana yang menjadi korban kekejaman Pinochet saat berkuasa. Dia berhasil kembali ke Chile.