Visibilitas yang buruk akibat kabut asap telah menyebabkan keterlambatan beberapa penerbangan di Indonesia dan Malaysia dan mendorong pihak berwenang untuk menutup sekolah di beberapa wilayah kedua negara itu pekan lalu.
Menteri Industri Utama Malaysia Teresa Kok menyatakan kekhawatirannya atas tindakan yang diambil oleh pihak berwenang Indonesia terhadap lahan milik anak perusahaan dari empat perusahaan perkebunan kelapa sawit utama milik Malaysia.
“Ini memang tuduhan yang sangat serius,” kata Kok dalam sebuah pernyataan hari Jumat (13/9).
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1.100 MeterKecelakaan Maut Bus Truk Tangki di Jalan Lintas Tengah Sumatera, 8 Tewas
Kok mengatakan akan berbicara dengan Menteri Industri Indonesia Airlangga Hartarto dan berharap dapat menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan damai.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia mengatakan hari Sabtu (14/9) bahwa 99 persen dari titik api disebabkan oleh kebakaran yang disengaja, menyebabkan kualitas udara yang sangat buruk di enam provinsi dengan populasi gabungan lebih dari 23 juta jiwa. Provinsi-provinsi tersebut telah menyatakan keadaan darurat.
BNPB mengatakan telah mengerahkan 42 helikopter untuk menjatuhkan hampir 240 juta liter air dan 160 ton garam untuk penyemaian awan sebagai bagian dari upaya memadamkan kebakaran.
Pihak berwenang Indonesia telah mengerahkan lebih dari 9.000 personel untuk memerangi kebakaran, yang telah menghancurkan lebih dari 328.700 hektar tanah di seluruh negeri, dengan lebih dari setengahnya terletak di Provinsi Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. (*)