JAKARTA-Kabarnya, menurut penelitian para astronom, ada planet di rasi bintang Leo yang dinilai layak huni setelah para astronom mendeteksi adanya uap air di atmosfernya. Namanya, K2-18b.
Untuk pertama kalinya, planet di zona Goldilocks diidentifikasi memiliki zat cair penopang kehidupan manusia tersebut. Adapun, zona Goldilocks dilaporkan memiliki suhu tidak terlalu panas atau terlalu dingin untuk keberadaan air.
“(Planet itu) jadi kandidat planet layak huni (selain bumi) saat ini. Suhunya tepat dan sekarang kami mengetahui, di dalamnya ada air,” jelas Astronom di University College London, Angelos Tsiaras, dikutip dari Guardian, Jumat (13/9/2019).
Baca Juga:BJ Habibie Donor Kornea Matanya ke Thareq Habibie: Hoax!‘Pipa Sulaiman’ di Bengawan Solo, Milik Siapa?
Data mengungkapkan, ketika K2-18b lewat di depan bintangnya, panjang gelombang cahaya yang diserap oleh air tiba-tiba menurun, kemudian naik lagi ketika planet bergerak, menunjukkan tanda uap air. Penemuan uap air pada K2-18b tidak membuktikan adanya air di permukaan. Tapi itu menunjukkan perkembangan dalam perburuan planet baru dengan kondisi layak dihuni selain bumi.
Tim UCL, yang telah mengamati K2-18b mengaku terkejut dengan tanda adanya uap air yang kuat di planet tersebut. “(Itu menunjukkan), pertama, terdapat atmosfer dan kedua, (planet itu) mengandung banyak air,” ujar Anggota Tim UCL, Giovanna Tinetti.
Dalam istilah astronomi, K2-18b disebut Super Bumi, dengan ukuran berada di antara Bumi dan Neptunus. Namun K2-18b bukan kembaran bumi, melainkan sepupu Bumi. Kepadatannya dua pertiga dari Bumi, meski permukaannya berbatu, planet itu bisa disamakan sebagai dunia air.
“Kami tidak tahu planet lain dengan suhu yang tepat dan memiliki air di atmosfernya,” kata Tsiaras kepada Guardian. Menurut laporan di Astronomi Alam, K2-18b memiliki antara 0,01% hingga 50% air di atmosfernya.
Manusia tidak akan hidup dengan baik di planet ini. Jika planet tersebut memiliki permukaan yang keras, akan sulit untuk berdiri dengan gravitasi yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan Bumi. Ditambah lagi dengan sinar UV yang intens, berpotensi mendorong mutasi penyebab kanker.
Peneliti di Tim UCL, Ingo Waldmann mengatakan, “Mungkin planet itu belum bisa menjadi tujuan liburan Anda untuk saat ini.”