JAKARTA-Presiden Indonesia ke-3, Baharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie, sempat bicara mengenai alien dan teori bumi datar. Pria jenius di bidang teknologi pesawat terbang ini berbicara tentang alien dan bumi datar di channel YouTube Najwa Shihab.
https://youtu.be/WyIuqZsEMgg
Video yang diunggah pada 22 Desember 2017 lalu itu berjudul “Eyang Habibie Menjawab Soal Pesawat, Bumi Datar, dan Alien” yang merupakan salah satu konten Catatan Najwa. Najwa membacakan pertanyaan yang diajukan warganet melalui media sosial Instagram.
“Saya ingin bertanya, apakah eyang percaya kehidupan di luar bumi selain manusia (alien)? Terima kasih. Salam cinta dan hormat untuk eyang Habibie dan Mbak Najwa,” kata Najwa membacakan pertanyaan dari akun @Pransienda.
Baca Juga:Ketum FPI Ahmad Sobri Lubis Minta Polisi Jadwal Ulang Pemeriksaan, Tagar #KamiBersamaASL Trending TwitterMiris! Kondisi Rumah Yatim Piatu Serba Kekurangan
“Eyang percaya sama alien?” Najwa mengulang kembali pertanyaan. Habibie langsung menyambut pertanyaan dengan lugas, “Sampai sekarang tidak ada bukti dari sudut ilmu pengetahuan, bahwa planet di sekitar kita ada kehidupan. Kondisi juga tidak memungkinkan. Entah itu suhu terlalu tinggi, tidak ada cairan, atau terlalu dingin. Paling menguntungkan itu di Bumi.”
Dalam video berdurasi 10 menit 31 detik itu Habibie menjelaskan, Bumi adalah planet yang paling nyaman. Bumi, kata dia, terlindungi medan magnet yang bisa menolak radiasi kosmos dan sinar ultraviolet yang membahayakan manusia.
“Jadi karena tidak ada bukti, eyang tidak percaya?” Najwa kembali bertanya. Dan Sang Profesor menjawab, “Tidak percaya.”
Najwa kemudian membacakan pertanyaan yang kedua. Kali ini pertanyaan tentang teori bumi datar. “Assalammualaikum eyang, mau nanya. Eyang percaya sama teori bumi datar gak?” kata Najwa mengutip pertanyaan dari akun Instagram @Rezhara.
Mendengar itu, Habibie tergelak. “Apa maksudnya?” Kemudian Najwa mempertegas pertanyaan: “Bumi datar, Eyang. Flat earth,” kata Najwa.
“Tidak. Kita kan tahu persis Bumi itu bulat,” jawab Habibie.
Sebelumnya, Najwa juga mempertanyakan soal maksud crowdfunding pesawat R80. “Itu bukan untuk membuat pesawat, tapi untuk mengamankan proyek ini agar tidak terulang lagi kejadian N250,” ujar Habibie, yang juga pernah menjabat Menteri Riset dan Teknologi.
Saat itu, Habibie bercerita, setelah produksi N250 selesai, tapi para pekerjanya seolah “dibuang” begitu saja. Walhasil, kata pria kelahiran 25 Juni 1936 itu, banyak negara membuat pesawat yang sama persis dengan N250 dan berjaya hingga sekarang.