“Kami secara internal akan berdiskusi dan kemudian memanggil kedua pihak untuk duduk bersama. Karena sebenarnya, baik PB Djarum maupun KPAI memiliki tujuan yang sama ingin membangun negara kita tercinta ini. KPAI dan PB Djarum dua lembaga yang sama-sama dibutuhkan untuk bangsa Indonesia. Oleh sebab itu saya ingin kedua pihak duduk bersama sehingga mendapatkan solusi terbaik untuk bangsa kita khususnya dunia olahraga,” ujarnya.
Erick yang juga anggota Dewan Olimpiade Dunia ini menambahkan terlebih cabang olahraga bulutangkis hingga saat ini menjadi satu-satunya cabang olahraga yang mampu menyumbang medali emas bagi Indonesia di kancah Olimpiade.
“Saya ingin kita semua tidak terjebak dalam pemikiran yang berbeda tanpa adanya solusi untuk membangun bangsa Indonesia,” pungkas Erick.
Komentar Legenda
Baca Juga:Beredar Isu Meninggal, Aspri BJ Habibie: HoaxSelasa Dini Hari, Beredar Isu BJ Habibie Meninggal
Legenda hidup bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono, menyatakan perlu ada kompromi terhadap penyelenggaraan audisi umum Djarum beasiswa bulutangkis. Rudy yang juga merupakan Ketua Umum PB Jaya Raya tidak sejalan dengan klaim Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Semua pihak harus menanggapi perkara audisi Djarum dengan cara pandang yang lebih luas.
“Secara pribadi saya menilai klaim KPAI sangat subjektif. Janganlah terlalu mengatakan itu sebagai eksploitasi anak atau mempromosikan rokok. Berlebihan itu. Kontribusi Djarum di dunia bulutangkis justru layak diapresiasi. Pasalnya, tak semua pihak swasta mau berkontribusi secara signifikan untuk bulutangkis seperti yang dilakukan PB Djarum dan Djarum Foundation,” ungkap peraih 8 gelar juara All England Open itu.
Menurutnya, dukungan yang dilakukan sejumlah klub besar seperti PB Djarum atau PB Jaya Raya tak sekadar menjadi sponsor turnamen atau pertandingan saja, tetapi pembinaan atlet secara berjenjang. Semua pihak bisa saja punya dana besar, tetapi belum tentu fokus dan konsentrasi ke olahraga bulutangkis seperti dilakukan Djarum dan sudah banyak hasilnya. Demikian juga yang dilakukan oleh PB Jaya Raya.
“Kami PB Jaya Raya hanya membuka audisi 3 kali dalam setahun. Sedangkan Djarum bisa lebih dan digelar di banyak kota. Kami lebih banyak mengeluarkan dana untuk pembinaan beberapa pemain di klub kecil. Nanti ketika sudah matang, baru ditarik ke PB Jaya Raya. Apa yang kami lakukan jelas merupakan investasi. Dana kami tak sebesar Djarum, makanya kami pakai cara itu,” jelasnya.