Namun pemerintah AS telah mengindikasikan bahwa sumber itu ada jauh sebelum Trump menjabat, pertama kali secara resmi menuduh Rusia melakukan campur tangan bulan Oktober 2016 dan kemudian ketika pejabat intelijen mengungkapkan bagian dari penilaian mereka tentang kampanye interferensi untuk publik bulan Januari 2017. Kantor-kantor berita termasuk NBC mulai melaporkan sekitar waktu itu tentang keterlibatan Putin dalam sabotase pemilu presiden AS dan kemungkinan sumber-sumber CIA untuk penilaian.
Bulan November 2016, The Washington Post melaporkan bahwa kesimpulan CIA bergantung pada “sumber yang berada jauh di dalam pemerintah Rusia.” The New York Times kemudian menerbitkan artikel yang mengungkapkan berbagai rincian tentang sumber itu.
Media berita yang melaporkan pada musim semi dan musim panas tahun 2017 meyakinkan para pejabat pemerintah Amerika Serikat bahwa mereka harus memperbarui dan menghidupkan kembali rencana ekstraksi, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Baca Juga:4 Cara Ampuh Mencegah Mata Minus Pada AnakBongkar Mafia Migas, KPK Tetapkan Mantan Presdir Petral Bambang Irianto Tersangka
Langkah ekstraksi memastikan informan itu berada dalam posisi yang lebih aman dan dihargai atas karir yang panjang dalam mengabdi pada Amerika Serikat. Tapi tindakan itu dilakukan dengan dampak yang besar, yakni meninggalkan CIA tanpa kemampuan untuk memahami apa yang sedang terjadi di dalam jajaran tertinggi Kremlin.
CIA telah lama mengalami kesulitan untuk merekrut sumber-sumber yang dekat dengan Putin, menurut mantan petugas intelijen yang mengetahui berbagai operasi CIA. Mantan petugas itu hanya percaya pada sekelompok kecil orang, memiliki keamanan operasional yang ketat, dan menghindari komunikasi elektronik.
James R. Clapper Jr., mantan direktur intelijen nasional yang meninggalkan jabatan pada akhir pemerintahan Obama, mengaku tidak memiliki pengetahuan tentang keputusan untuk melakukan ekstraksi informan itu. Tetapi menurutnya sangat jelas bahwa pengungkapan tentang ekstraksi itu “akan mempersulit upaya merekrut aset di Rusia daripada saat ini.” (*)