BEBERAPA dekade yang lalu, CIA telah merekrut dan dengan berhati-hati membina seorang pejabat tingkat menengah Rusia yang mulai mengalami kemajuan karir di jajaran pemerintahan. Pada akhirnya, mata-mata Amerika Serikat itu mengalami kesuksesan: Sumber sejak lama mendapatkan posisi berpengaruh sekaligus akses ke tingkat tertinggi Kremlin.
Ketika para pejabat Amerika Serikat mulai menyadari bahwa Rusia sedang mencoba untuk menyabotase pemilihan presiden AS 2016, informan itu menjadi salah satu aset CIA yang paling penting dan sangat dilindungi. Tetapi ketika para pejabat intelijen mengungkapkan beratnya campur tangan Rusia dalam pemilu dengan detail yang tidak biasa akhir tahun 2016, media berita akhirnya mengetahui rincian tentang sumber CIA di Kremlin.
Dikutip dari The New York Times, Selasa (10/9), para pejabat CIA yang merasa khawatir tentang masalah keselamatan lantas membuat keputusan sulit pada akhir 2016 untuk menawarkan menarik sumber itu dari Rusia. Situasi menjadi lebih tegang ketika informan tersebut pada awalnya menolak, mengutip kekhawatiran keluarga, yang memicu kegelisahan di markas besar CIA dan menanamkan keraguan di antara beberapa pejabat kontra-intelijen Amerika tentang apakah informan itu bisa dipercaya. Tapi CIA kembali ditekan beberapa bulan kemudian setelah muncul lebih banyak pertanyaan dari media. Saat itu, informan itu pun setuju.
Baca Juga:4 Cara Ampuh Mencegah Mata Minus Pada AnakBongkar Mafia Migas, KPK Tetapkan Mantan Presdir Petral Bambang Irianto Tersangka
Langkah tersebut akhirnya mengakhiri karier salah satu sumber terpenting di CIA. Hal itu juga secara efektif membutakan para pejabat intelijen Amerika terhadap pandangan dari dalam Rusia ketika mereka berupaya mencari petunjuk tentang campur tangan Kremlin dalam pemilihan paruh waktu AS 2018 dan pemilihan presiden AS 2020.
CNN pertama kali melaporkan ekstraksi informan tahun 2017 itu hari Senin (9/9). Berbagai rincian lain, termasuk riwayat sumber itu dengan CIA, tawaran awal penarikan informan itu tahun 2016 dan serangkaian keraguan yang diakibatkan oleh penolakan informan itu berikutnya, belum pernah dilaporkan sebelumnya. Artikel ini berdasarkan pada wawancara dalam beberapa bulan terakhir dengan pejabat saat ini maupun para mantan pejabat yang berbicara dengan syarat anonim agar dapat membahas informasi rahasia.
Para pejabat tidak mengungkapkan identitas informan itu maupun lokasi barunya yang sama-sama masih dirahasiakan. Kehidupan orang itu hingga kini tetap dalam bahaya, menurut para pejabat saat ini dan mantan pejabat, merujuk pada upaya Rusia tahun 2018 untuk membunuh Sergei V. Skripal. Skripal merupakan mantan pejabat intelijen Rusia yang pindah ke Inggris sebagai bagian dari pertukaran mata-mata tingkat tinggi tahun 2010.