Ia ditangkap. Ia dibebaskan. Ia dilarang pergi ke luar negeri. Ia diizinkan pergi.
Itulah hebatnya hukum di Hongkong. Peninggalan Inggris.
Joshua adalah salah satu tokoh utama demo. Umurnya baru 22 tahun. Mahasiswa ilmu politik. Dari Universitas Terbuka Hongkong.
Namanya Joshua Wong (Huang Zhi Feng, 黃之鋒).
Joshua sudah menjadi tokoh sejak umur 18 tahun. Ia sudah memimpin demo di tahun 2014. Bahkan sudah ikut demo di umur 12 tahun.
Baca Juga:PB Djarum Vs KPAI: Nasib Bulutangkis NasionalBeredar Isu Meninggal, Aspri BJ Habibie: Hoax
Namanya melejit saat memimpin demo di umur 18 tahun itu. Itulah gelombang demo terbesar di Hongkong sebelum ini. Yang mencapai rekor terpanjang –70 hari.
Joshua pun mendirikan gerakan prodemokrasi –Demosisto.
Rekor demo itu ia pecahan sendiri hari-hari ini: sudah melebihi 90 hari.
Joshua ditangkap hari Minggu lalu. Ia sudah di bandara saat itu –akan berangkat ke Jerman dan Amerika.
Ia ditahan –untuk yang kedua kalinya. Penahaman pertamanya Agustus kemarin. Ups, untuk ketiga kalinya: kalau termasuk yang di tahun 2014.
Penahanan kali ini pun hanya satu hari. Ia membayar uang penjaminan. Pun ada orang lain yang ikut menjamin.
Pengacara Joshua segera menggugat ke pengadilan. Hari Senin kemarin itu juga perkaranya disidangkan.
Polisi ternyata tidak salah tangkap. Joshua dianggap melanggar penjaminan. Terkait dengan penahanan Agustus lalu –Joshua dilarang ke luar negeri sampai tanggal 12 September.
Baca Juga:Selasa Dini Hari, Beredar Isu BJ Habibie MeninggalBeredar Foto Operasi I Militer di Papua, Polri: Hoax
Ia ditahan di bandara tanggal 8 September. Belum lama setelah kembali dari misi prodemokrasi ke Taiwan.
Hakim mendengarkan alasan pengacara. Sang pengacara mengaku salah. Termasuk Joshua. Mereka kurang teliti membaca amar putusan pengadilan.
Tapi, itu tidak sepenuhnya salah. Amar putusan itu memang bisa ditafsirkan lain. Hakim juga mengakui hal itu –sebagai kesalahan administrasi.
Pengacara pun mengajukan permohonan baru. Juga memperbaiki masa penjaminan.
Dan hakim mengabulkannya.
Hakim menilai tidak ada urgensi menahan Joshua. Juga tidak ada alasan untuk mencegahnya ke luar negeri.
Maka Joshua diperbolehkan ke luar negeri. Hari itu juga –biar pun keputusan lama melarangnya sampai tanggal 12 September.
Hakim menilai perbedaan tanggal itu tidak substantif.
Joshua menggerutu. Gara-gara ditangkap itu jadwalnya mundur satu hari.