JAKARTA– Salah seorang putra terbaik Indonesja, Baharuddin Jusuf Habibie yang juga Presiden RI ke-3 harus kembali perawatan akibat kondisi kesehatan yang tidak stabil.
Namun belum diketahui pasti alasan Habibie harus mendapatkan perawatan dan bahkan belum diizinkan untuk dikunjungi.
Mengingat kondisi kesehatan Presiden RI ke-3 itu pada tahun 2018 lalu yang sempat beberapa kali menurun, diduga ada kebocoran pada klep jantung yang pernah dipasang. Kebocoran klep jantung, kondisi seperti apa itu?
Baca Juga:Proyek Tol CisumdawuJangan Lupa, Bacaan dan Niat Puasa Asyura 10 Muharam, Jatuh pada 10 September 2019
Kebocoran klep jantung merupakan kondisi di mana klep jantung tidak berfungsi dengan baik, tidak menutup dan tidak kembali seperti semula, dikutip dari Mayo Clinic. Kondisi ini membuat darah sulit mengalir ke ruangan (bilik jantung) atau pembuluh darah seharusnya. Darah yang seharusnya mengalir ke pembuluh darah bisa berbalik kembali ke dalam jantung. Akibatnya, jumlah darah yang dialirkan ke tubuh akan berkurang.
Dalam kondisi ringan, kebocoran klep jantung bisa ditangani dengan obat-obatan maupun operasi. Namun jika kondisinya sudah berat, ada beberapa risiko komplikasi yang mengancam. Seperti gagal jantung, gangguan irama jantung, dan hipertensi paru-paru.
Gejala kebocoran klep jantung biasanya tidak terlihat. Namun jika kebocoran terjadi di lebih dari satu klep jantung, maka ada beberapa gejala yang bisa timbul antara lain:
– Bunyi detak jantung yang abnormal– Dyspnea atau kesulitan bernapas ketika berbaring– Rasa lemas– Kaki yang bengkak
Nah, kondisi kebocoran klep jantung tidak hanya bisa terjadi pada orang yang sudah mengalami masalah jantung. Mayo Clinic menulis ada beberapa kelompok lainnya yang juga memiliki faktor risiko tinggi, di antaranya:
1. Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit klep jantung, baik itu kebocoran klep jantung maupun stenosis atau kekakuan klep jantung.
2. Menggunakan obat-obatan jenis ergotamin untuk mengobati migrain, atau obat fenfluramin dexfenfluramin yang menekan nafsu makan.
Baca Juga:Amnesty International Indonesia: Penetapan Tersangka Veronica Koman, Kriminalisasi Kemerdekaan BerpendapatKejar Tersangka Provokator Rusuh Papua, Polisi: Veronica Koman Penerima Bea Siswa S2 dari Pemerintah Indonesia
3. Sudah berusia lanjut, di mana karena faktor usia, elastisitas klep jantung melemah sehingga rentan menyebabkan kebocoran.