Tentu permintaan ditolak. Ada aturan yang harus ditaati MTR: rekaman CCTV hanya boleh diberikan kepada yang berwajib. Pihak lain tentu boleh juga. Asal ada perintah pengadilan.
Maka, menurut hukum, seharusnya mereka menggugat lewat pengadilan.
Gagal memperoleh rekaman, mereka mengamuk. Mesin karcis jadi sasaran. Demikian juga pintu masuk.
Pemimpin tertinggi Hongkong akhirnya memang mencabut total pengajuan RUU ekstradisi.
Itulah urutan satu dari lima tuntutan pendemo. Sebenarnya itu pun hanya seperti membunuh mayat.
Baca Juga:Santri asal Banjar Tewas Ditusuk Pria Bertato, Hafal 5 Juz Al QuranKesultanan Banjar: Suku Dayak Kuno Jadi Kerajaan Islam Pertama di Kalimantan Selatan
RUU itu sudah dibekukan di DPR. Juga sudah dinyatakan mati. Tapi pendemo minta itu tidak cukup. Harus secara resmi dicabut.
Puaskah pendemo?
Sudah saya duga: itu dianggap tidak ada artinya. Mereka minta, lima tuntutan itu sebagai satu kesatuan.
Kemarin, dan hari ini, mereka tetap bergerak. Sasarannya kembali ke bandara.
Para ahli memang menyarankan, agar pemerintah memenuhi dua tuntutan: pencabutan RUU itu dan membentuk tim independen untuk menilai tindakan polisi.
Memang pendemo akan tetap ngotot ‘lima adalah satu’. Tapi yang seperti itu tidak semua. Setidaknya separo dari mereka tidak akan demo lagi. Kalau dua hal itu sudah dipenuhi.
DI’s Way bulan lalu pun sudah menulis itu. Setidaknya itulah langkah tepat untuk memisahkan: mana pendemo radikal dan mana yang moderat.
Pemisahan seperti itu harus terus dilakukan. Sampai terlihat mana kelompok yang inti. Yang ingin merdeka itu. Yang pada dasarnya juga sudah diketahui.
Misalnya kelompok konglomerat Jimmy Lai. Pemilik kerajaan media.
Nama korannya: 苹果日报 (Harian Apel, Apple Daily).
Baca Juga:Preman di Jawa KunoSimbol Perlawanan, Logo KPK di Gedung Merah Putih Ditutup Kain Hitam
Koran itu tergolong baru –untuk ukuran sejarah koran. Baru sekitar 25 tahun.
Saat pertama terbit Apple Daily bikin kejutan. Halaman depannya meriah dan warna-warni. Aneh untuk dunia koran saat itu.
Tapi juga sangat menarik perhatian. Grafis-grafisnya luar biasa atraktif.
Saya pernah mengirim tim grafis untuk ke Hongkong. Khusus mengamati apa yang dilakukan Harian Apel. Dan apa yang bisa diadopsi.
Sukses di Hongkong Jimmy Lai membuat koran dengan nama yang sama di Taiwan. Tidak seberapa sukses.
Kini, di zaman digital, Jimmy Lai juga ekspansi ke media digital.