Fatwa-fatwa Imam Ahmad Reza Khan begitu banyak: 30 jilid, 22.000 halaman. Isinya lengkap. Menyangkut semua bidang kehidupan. Mulai lahir sampai mati. Mulai soal ibadah sampai perkawinan. Pun politik.
Beliau juga menulis syair-syair. Yang memuja Nabi Muhammad. Yang selalu didendangkan pengikutnya –misalnya di peringatan maulid.
Di bidang sufi, ajarannya jelas: menjalani sufi tanpa pengetahuan dan tanpa mursid hanya menjadi alat setan.
Baca Juga:Jokowi: ‘Feeling’ Saya Esemka Laku KerasResmikan Pabrik Esemka, Presiden Jokowi: Kalau Beli Produk Lain Ya Kebangetan
Itulah sebabnya pengikut sufi harus belajar mengenai hubungan sejati antara manusia dengan Tuhan. Lalu juga harus punya mursid –imam, dalam pengertian penunjuk jalan untuk bisa sampai ke Tuhan.
Karena itu aliran ini percaya Muhammad itu bukan hanya manusia biasa yang sempurna. Tapi juga ada unsur ‘Nur’-nya. Cahaya. Nur Muhamad. Yang karena itu bisa di mana-mana dan ke mana-mana di saat yang sama.
Pandangan kritis pada beliau disampaikan oleh penyair dan filsuf Pakistan Mohamad Iqbal. Katanya: Kalau saja temperamen beliau tidak tinggi beliau itu sudah menjadi Imam Hanafi untuk zamannya.
Lahirnya aliran ini memang tidak bisa dilepaskan dari keadaan zaman itu. Yang lagi ‘musim Deobandi’.
Gerakan sufi ini adalah antitesa. Dari tesa yang berkembang saat itu.
Tesa ya adalah Gerakan Deobandi. Yang dipimpin oleh Shah Waliullah Dehlawi.
Beliau seorang ulama yang hidup satu abad sebelum Imam Ahmad Reza Khan.
Baca Juga:Ketika Putri Bungsu Sultan HB X Naik BecakMantan KaBIN Sebut Ada 3 Kelompok yang Bermain di Papua
Begitu bersemangat beliau memimpin gerakan Deobandi. Gerakan yang sangat rasional. Ajaran ini mengharuskan beragama itu wajib menggunakan akal sehat.Lalu beragama terasa sangat formal. Dan kering.
Maka Imam Reza Khan melahirkan gerakan pemikiran yang lain lagi. Gerakan sufi itu.
Gerakan Deobandi mengajarkan bahwa Nabi Muhamad itu manusia biasa, tapi sempurna. Insan kamil.Bagi awam mungkin sulit membedakan gerakan ini.
Yang menarik keduanya sama-sama bermazhab Hanafi.
Berdebatan Insan Kamil vs Nur Muhamad tidak hanya Deobandi vs Sufi. Juga di Indonesia.
Dalam bingkai yang lebih damai.(Dahlan Iskan)