Sebentar-sebentar salah satu membaca doa. Mereka yang di lingkaran mengaminkan.
“Itu doa apa? Kok sebentar-sebentar doa?” bisik saya kepada anak muda sebelah.
“Hari ini ada orang meninggal. Mereka kirim doa untuk yang meninggal. Dan untuk keluarga yang ditinggalkan,” jawabnya.
Bahwa sebentar-sebentar doa rupanya khas Pakistan. Setiap ada orang datang langsung duduk di lingkaran. Lalu memimpin doa. Yang sudah lebih dulu di lingkaran harus mengamininya.
Baca Juga:Jokowi: ‘Feeling’ Saya Esemka Laku KerasResmikan Pabrik Esemka, Presiden Jokowi: Kalau Beli Produk Lain Ya Kebangetan
Rupanya ini khas Birmingham. Kalau ada yang meninggal mayat dibawa ke masjid itu. Masjid itu sekaligus menjadi rumah duka.
Yang ingin melayat pun melayatnya ya ke masjid itu.
Tapi pikiran saya terus ke Kitab Kanzul Iman.
Imam Ahmad Reza Khan itu memang ulama luar biasa. Umur 4 tahun (1860) sudah hafal Alquran. Umur 13 tahun sudah mulai mengeluarkan fatwa.
Sebetulnya sejak umur 9 tahun pun derajatnya sudah setingkat ulama. Tapi fatwa baru diucapkan ketika beliau sudah berumur 13 tahun – -dianggap sebagai batas aqil balig. Tidak anak-anak lagi.
Ulama inilah yang rupanya mewarnai sikap keislaman umumnya orang di Pakistan. Atau di India. Juga di Bangladesh dan Sri Lanka.
Yang penuh gairah. Yang penuh semangat. Termasuk mudah saling mengafirkan.
Menurut Imam Ahmad Reza Khan, Ahmadiyah adalah kafir. Syiah juga kafir. Wahabi pun kafir.
Ulama ini memang keras.
Hitam putih. Kalau sudah bicara a harus a.
Misalnya, meniru kebiasaan orang kafir pun dilarang.
Di masjid ini saya tidak melihat orang yang pakai jas. Atau dasi. Padahal mereka sudah ada yang 50 tahun di Inggris.
Tapi di pihak lain, menurut fatwa beliau, menggunakan uang kertas boleh.
Baca Juga:Ketika Putri Bungsu Sultan HB X Naik BecakMantan KaBIN Sebut Ada 3 Kelompok yang Bermain di Papua
Imam Ahmad Reza Khan juga tidak mendukung India merdeka. Lebih baik tetap saja dijajah Inggris. Alasannya: pemimpin gerakan merdeka itu Mahatma Gandhi –bukan Islam.
Kelak, ketika India akhirnya merdeka, pengikut Imam Ahmad Reza Khan aktif bergerak: agar Pakistan yang Islam memisahkan diri dari India.
Imam Ahmad Reza Khan tidak menganggap pemerintahan penjajah Inggris sebagai ‘darul garib’ –yang harus diperangi. Alasannya: penjajah Inggris itu memberi kebebasan orang beragama.