Lebih lanjut dia memaparkan, ketika Islam Ottoman menguasai Konstantinopel, perdagangan Yahudi hancur karena dikuasai juga oleh Islam. Hingga akhirnya pihak katolik, dalam hal ini kerajaan Portugal memikirkan sebuah cara untuk menghindari keributan antara Islam melawan Yahudi terkait perdagangan internasional tersebut.
“Itu berdasar kesaksian Ferdinand Mendespito, dia yang ditugaskan oleh raja Portugal untuk menguntit pergerakan pasukan Yahudi,” ujar lulusan Fisip UI itu.
Dia menegaskan, Pate atau Raden Fatah itu merupakan orang yang sama dan ada di periode yang sama juga. Menurut dia, dalam buku karangan Ferdinand tersebut, juga jelas terpampang namanya.
Baca Juga:Pokoknya TeknologiPenyambutan UAS 2018 di Sorong Jadi Bahan Hoax
“Bukan ridwan saidi yang bilang, saya kan belum dilahirkan tahun itu dan itu bukan karangan, laporan perang,” kata dia dengan aksen Betawi yang kental.
Pernyataan Ridwan itu ditanggapi oleh Arkeolog Universitas Indonesia Agus Aris Munandar.
“Kalau Raden Fatahillah, bagi saya sih mengikuti Mang Ayat, Prof. Ayat Rohaedi, dia bilang seorang ahli itu boleh ngomong apa saja asal ada data. Kalau tidak ada ya, pertama dia bukan ahli kedua dia pengarang itu saja. Ada datanya tidak sumbernya dari mana,” ujar Agus Aris Munandar di Museum Nasional, Kamis, 29 Agustus 2019.
Peneliti Utama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo yang juga menganggap pernyataan Babe Ridwan tentang Kerajaan Sriwijaya fiktif, seperdapat dengan Agus. Bambang yang biasa disapa Tomi mempertanyakan data Babe Ridwan tentang Raden Fatahillah.
Agus yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Budaya kembali mengatakan bahwa hal itu harus ada datanya dan terbuka untuk umum. “Artinya data harus empirik bisa diakses semua orang, itu baru valid. Kalau cuma bilang itu dari sumber yang saya tahu atau ada sumbernya. Itu kan beda lagi,” tutur Agus.
“Entah engkong (Babe Ridwan) dapat data darimana, dia bisa ngomong bahwa Raden Patah atau Fatahillah orang Yahudi. Sumber yang valid, Raden Patah itu Islam yang masih keturunan Majapahit,” kata Agus, Rabu, 28 Agustus 2019.
Lalu, “Raden Fatah dan Sultan Trenggono merupakan orang Yahudi” menuai reaksi keras dari masyarakat Demak.