INDONESIA segera memiliki ibu kota baru di Pulau Kalimantan. Bila tak ada aral melintang, pemindahan ibu kota akan dilaksanakan mulai tahun 2020. Sejalan dengan rencana itu, pemerintah pun sudah memiliki cetak biru desain ibu kota yang baru.
Dalam dokumen berjudul ‘Gagasan Rencana dan Kriteria Desain Ibu Kota Negara (IKN)’, disebutkan, akan ada sejumlah fasilitas modern di ibu kota baru yang terletak di Kalimantan itu. Di antaranya, ketersediaan lapangan dan monumen Pancasila, fasilitas Moda Raya Terpadu (MRT), hingga kota berkonsep smart city.
Dari sekian banyak fasilitas itu, lapangan dan monumen Pancasila tengah menjadi sorotan warganet. Itu karena, bentuk lapangan monumen pancasila sekilas menyerupai pentagram, yang kemudian disangkutpautkan merujuk pada simbol setan.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Dalam dokumen itu, dijelaskan bahwa Lapangan dan Monumen Pancasila itu didesain untuk untuk menggambarkan kelima sila dalam pancasila. Nantinya, Monumen Pancasila itu lokasinya tak akan jauh dari Istana Presiden.
Lantas, apa itu sesungguhnya pentagram itu?
Jejak Sejarah Pentagram
Pentagram merupakan simbol berbentuk bintang berujung lancip yang digambar dengan lima garis lurus. Kata pentagram sendiri berasal dari bahasa Yunani pentagrammon yang bermakna “bergaris lima” atau “lima garis”.
New World Encyclopedia menyebut pentagram sebagai simbol tertua yang pernah ada dalam peradaban umat manusia. Jejaknya sudah ada di wilayah Tigris dan Eufrat, Timur Tengah, sekitar tahun 6.000 Sebelum Masehi (SM).
Para sejarawan menilai, simbol pentagram untuk pertama kalinya digunakan sebagai ilmu astronomi. Tepatnya untuk menjelaskan kehadiran lima planet yang terlihat di langit malam. Yakni, Yupiter, Merkurius, Mars, Saturnus, dan Venus.
Sementara itu, di Yunani kuno, pentagram dimaknai agak berbeda. Phytagoras (580-500 SM), filsuf yang sekaligus matematikawan, melihat pentagram sebagai kesempurnaan matematis yang mengarah pada sesuatu yang disebut Golden Ratio.
Dalam jurnal berjudul Religiositas Matematika dalam Sekte Phytagorean (2015), karya Wiwit Kurniawan, disebutkan bahwa simbol pentagram Phytagoras merujuk pada ketakterhinggan kosmos. Masing-masing sudutnya menyimbolkan api, air, bumi, udara, dan jiwa, yang bergerak harmonis. Simbol tersebut bahkan menjadi ciri dari sekte yang dipimpin Phytagoras.