Selain membahayakan nyawa dan menghancurkan ribuan rumah, analis UBS memprediksi perusahaan asuransi dapat merugi hingga USD 25 juta atau Rp 355 miliar (USD 1 = Rp 14.228). Kerugian itu menjadi yang terbesar bagi industri asuransi sejak 2017 demikian laporan Bloomberg.
Kerugian itu bisa membengkak hingga USD 40 miliar (Rp 569 miliar) jika Badai Dorian menerjang wilayah Florida di Amerika Serikat. Jutaan warga Florida juga sudah mendapat perintah evakuasi dari pemerintah.
Ketika Badai Maria menerjang pada tahun 2017, biaya asuransi yang diakibatkan adalah USD 25 juta. Namun, industri asuransi AS sempat bernapas lega karena sedikitnya bencana besar setelah Badai Maria.
Baca Juga:Bedakan Asing dan Negara, JK Akui Keterlibatan Asing di PapuaDiduga Depresi, Mahasiswa S2 ITB Berprestasi Gantung Diri
Modal industri asuransi pun sempat meningkat hingga USD 30 miliar. Terjangan Badai Dorian pun diperkirakan UBS akan menguras modal tersebut.
Badai Dorian terbentuk dari gelombang tropis pada 24 Agustus di Atlantik Tengah. Siklon ini secara bertahap meningkat ketika bergerak menuju Antillen Kecil, sebelum menjadi badai pada 28 Agustus 2019.
Pada 31 Agustus, Dorian diintensifkan menjadi badai besar kategori 4 dan naik menjadi kategori 5 pada hari berikutnya. Di Bahama, Badai Dorian bertahan pada kategori 5 selama 185 menit dengan intensitas angin sebesar 295 kilometer per jam, dan tekanan sentral minimum mencapai 910 milibar (26,87 inHg).