JAKARTA- Harta kekayaan para capim KPK (calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi) cukup variatif, tertinggi mencapai belasan miliar.
Diketahui, 10 nama capim KPK yang sudah diserahkan pansel ke Presiden Joko Widodo adalah Alexander Marwata (KPK), Firli Bahuri (Polri)‎, I Nyoman Wara (Jaksa), Johanis Tanak (Jaksa), dan Lili Pintauli Siregar (Advokat).
Selanjutnya, Luthfi Jayadi Kurniawan (Dosen)‎, Nawawi Pomolangi (Hakim), Nurul Ghufron (Dosen), Roby Arya Brata (PNS Sekretariat Kabinet), dan Sigit Danang Joyo (PNS Kemenkeu).
Baca Juga:Tiga Mitos Tol CipularangHeboh Aplikasi Kontool asal Jerman, Begini Komentar Warganet Indonesia
Merujuk laman acch.kpk.go.id tentang laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), ada sembilan capim KPK yang sudah melaporkan kekayaan. Sedangkan, Luthfi Jayadi Kurniawan tidak menyerahkan LHKPN karena bukan penyelenggara negara.
Pertama, Firli Bahuri. Jenderal polisi bintang dua ini tercatat memiliki harta kekayaan mencapai Rp 18.226.424.386. Kekayaan yang dilaporkan mantan Deputi Penindakan KPK pada Maret 2019 itu meliputi harta bergerak dan tidak bergerak.
Total harta bergerak Firli sebanyak Rp 632.500.000 dan harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunannya bernilai Rp 10.443.500.000. Firli juga tercatat memiliki harta lain berupa kas dan setara kas seharga Rp 7.150.424.386.
Kedua, Alexander Marwata yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua KPK. Dia tercatat memiliki harta sebanyak Rp 3.968.145.287. Kekayaan yang dilaporkan Alexander pada Februari 2019 itu terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak.
Harta bergerak Alexander mencapai Rp 414.500.000. Sedangkan harta tak bergerak Alexander terdiri dari dua tanah dan bangunan di kawasan Tangerang senilai Rp 3.044.036.000.
Dia juga tercatat memiliki harta bergerak lain senilai Rp 172.550.000, surat berharga senilai Rp 540.397.576, kas dan setara kas senilai Rp 796.661.711. Alexander memiliki utang sebanyak Rp 1 miliar.
Ketiga, I Nyoman Wara tercatat memiliki harta kekayaan sebanyak Rp 1.674.916.713. Kekayaan yang dilaporkan Auditor Utama Investigas BPK pada Maret 2019 itu terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak.
Baca Juga:Aplikasi asal Jerman, Kontool?Kapolri dan Panglima TNI Berkantor di Makodam Cenderawasih
Harta bergerak I Nyoman bernilai Rp 277.000.000 dan harta tak bergeraknya senilai Rp 884.700.000. Dia juga memiliki kekayaan lain berupa harta bergerak lain seharga Rp 72.000.000 serta kas dan setara kas Rp 751.216.713. Utang I Nyoman sebanyak Rp 310.000.000.
Keempat, Johanis Tanak, tercatat memiliki harta senilai Rp 8.340.407.121. Kekayaan yang dilaporkan Direktur Tata Usaha Negara Kejagung pada Juni 2019 itu meliputi harta bergerak dan tidak bergerak.