TEHERAN-Iran akan mengambil langkah tegas dan menjauhkan diri dari kesepakatan nuklir 2015 apabila Eropa tidak bisa menawarkan persyaratan baru pada tenggat waktu akhir minggu ini. Demikian kata juru bicara pemerintah hari Senin (2/9) saat diplomat tinggi Iran melakukan perjalanan ke Perancis dan Rusia untuk melakukan pembicaraan pada saat-saat terakhir.
Pernyataan juru bicara pemerintah Iran itu, Ali Rabiei, mempertegas tenggat waktu Jumat (6/9) yang ditetapkan Iran, agar Eropa mencarikan jalan bagi Iran untuk menjual minyak mentahnya di pasar global. Sanksi Amerika yang diberlakukan Presiden Trump setelah Amerika menarik diri dari kesepakatan itu setahun yang lalu telah menghentikan penjualan minyak mentah Iran.
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif kini sedang berada di Moskow, sementara deputinya melakukan perjalanan ke Perancis dengan sebuah delegasi ekonomi Senin dalam upaya diplomatik yang baru.
Baca Juga:Asing Bermain di Papua? Komisi I Panggil Menlu, Panglima TNI Hingga Kepala BINBos Taksi Malaysia Hina Indonesia, Ojol Geruduk Kedubes Malaysia
Perkembangan ini terjadi setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron secara mengejutkan mengundang Zarif ke KTT G7 di Biarritz, Perancis, minggu lalu.
Rabiei menggambarkan strategi Iran kepada para jurnalis dalam konferensi pers di Teheran sebagai “komitmen untuk berkomitmen.” “Minyak Iran harus dibeli dan uangnya harus bisa dikembalikan kepada Iran,” demikian kata Rabiei. “Ini merupakan agenda pembicaraan kami.”
Tidak jelas apa syarat-syarat perundingan itu. Teorinya, siapa saja yang dipergoki membeli minyak mentah Iran akan dikenakan sanksi Amerika dan berpotensi dikeluarkan dari pasar finansial Amerika.
Iran sudah melampaui batas yang ditetapkan oleh persetujuan nuklir itu.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memberi konfirmasi minggu lalu bahwa stok uranium rendah – yang diperkaya Iran masih melampaui jumlah yang diizinkan oleh apa yang disebut the Joint Comprehensive Plan of Action atau JCPOA, singkatan untuk persetujuan itu.
Badan PBB itu juga mengatakan, Iran masih terus memperkaya uranium sampai 4,5 persen diatas ambang 3,67 persen yang diizinkan.
Uranium yang diperkaya pada tingkat 3,67 persen memadai untuk upaya bertujuan damai dan jauh dibawah tingkat kadar senjata 90 persen. Pada tingkat 4,5 persen, uranium itu bisa menggerakkan reaktor Bushehr, satu-satunya PLTN yang dimiliki negara itu.