JAKARTA-Konsumsi bawang putih di Indonesia menurut Kementerian Pertanian (Kementan) terbagi dua yaitu konsumsi langsung kelompok rumah tangga dan konsumsi tidak langsung yang meliputi pemenuhan kebutuhan untuk bahan baku industri, kebutuhan benih, dan tercecer. Konsumsi paling besar adalah sektor rumah tangga dengan persentase 92,63 persen dan sisanya untuk konsumsi tidak langsung sebesar 7,37 persen.
Data pendukung dari neraca bahan makanan Susesnas menunjukkan konsumsi langsung bawang putih oleh kelompok rumah tangga periode 2002-2016 berada dalam tren peningkatan dengan rata-rata 5,07 persen per tahun. Konsumsi bawang putih terendah terjadi pada 2002 sebesar 1,07 kg/kapita/tahun. Jika dirata-rata, konsumsi bawang putih nasional mencapai 500-600 ribu ton setiap tahunnya.
Pertumbuhan konsumsi idealnya diimbangi dengan pertumbuhan produksi bawang putih nasional. Kementan mencatat, tren pertumbuhan produksi bawang putih pernah terjadi pada 2013-2016, dengan masing-masing angka produksi 15.766 ton, 16.893 ton, 20.295 ton, dan 21.150 ton. Sayang, angka produksi bawang putih mengalami penurunan pada 2017 menjadi 19.510 ton.
Baca Juga:Ketika Naskah Kuno Mencatat Gempa Tsunami NusantaraJokowi: Uang yang Disimpan di Luar Negeri Rp11.000 triliun, Datanya Ada di Kementerian
Luas lahan panen bawang putih juga naik turun. Penurunan paling parah terjadi pada 2014 di mana luas lahan panen hanya 1.913 hektare, menyusut dibanding 2013 yang mencapai 2.479 hektare. Angka ini jauh dibanding Cina yang pada 2014 memiliki lahan seluas 785.452 hektare. Pada 2017, lahan panen bawang putih di Indonesia tercatat seluas 2.146 hektare.
Luas lahan tentu memengaruhi tingkat produktivitas komoditas bawang putih produksi petani. Produktivitas terendah tercatat pada 2013 yang sebanyak 6,36 ton per hektare, dan mencapai angka tertinggi yaitu 9,09 ton per hektare pada 2017. Sayangnya, angka itu hanya setara sepertiga tingkat produktivitas Cina yang mencapai 30 ton per hektare.
Ini artinya, Indonesia hanya sanggup memproduksi lebih kurang 4 persen dari total kebutuhan bawang putih nasional setiap tahunnya. Kondisi ini menjadi penyebab utama peningkatan volume impor bawang putih Indonesia.
Pada 2018, sebanyak 97 persen kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi oleh impor yang mencapai 587.942 ton. Angka itu terus naik sejak 2016, di mana impor bawang putih Indonesia mencapai 448.881 ton senilai $448,62 juta, yang jika dirupiahkan dengan nilai tukar rata-rata saat itu Rp13.350 per dolar AS mencapai Rp5,97 triliun.