(jika gempanya kuat)
uwek suruik sahuli
(disusul air yang surut)
maheya mihawali fano me singa tenggi
(segeralah cari tempat yang lebih tinggi)
ede smong kahanne
(itulah tsunami namanya)
Tercatat dalam sejarah, Aceh cukup sering diguncang gempa besar dan smong (dapat diartikan sebagai tsunami meskipun makna sebenarnya lebih dari itu), termasuk pada era pemerintahan Sultan Iskandar Muda tahun 1621, kemudian 1907, 1964, serta 2004 lalu. Dari pengalaman itulah tercipta kearifan lokal berupa syair yang rasional dan berfaedah seperti Syair Nandong.
Sekali lagi, hikayat telah meriwayatkan banyak peristiwa gempa bumi maupun tsunami di berbagai wilayah di Nusantara pada masa lalu. Kearifan lokal tentang fenomena alam ini mewujud dalam berbagai rupa dan tujuan, dari mitos, legitimasi, hingga yang rasional dan bermanfaat; sehingga sebaiknya disikapi dengan arif pula. (*)