2 Hari Film Dirty Vote Tembus 13 Juta Penonton, Butuh 7 Hari Bagi Sexy Killers, Ini Kata Dandhy Laksono

2 Hari Film Dirty Vote Tembus 13 Juta Penonton, Butuh 7 Hari Bagi Sexy Killers, Ini Kata Dandhy Laksono
Poster film Dirty Vote. Foto: Instagram.
0 Komentar

SUTRADARA film Dirty Vote, Dandhy Laksono, berterima kasih kepada penonton yang telah menyaksikan film dokumenter eksplanatori yang menceritakan sebuah desain kecurangan Pemilu 2024. Melalui ungggahan di Instagram pribadinya, film berdurasi hampir 2 jam itu tembus 13 juta penonton hanya dalam jangka waktu dua hari.

“Butuh 7 hari bagi “Sexy Killers” (2019) untuk sampai pada angka ini. Terima kasih telah menonton, menyebarkan, mendiskusikan, bahkan membantu warga yang lain agar lebih mudah memahami film ini. Hormat,” tulis Dandhy Laksono pada Selasa, 13 Februari 2024.

Menanggapi kabar baik tersebut sekaligus viralnya film ini, Dandhy Dwi Laksono menjawab pertanyaan dari netizen di berbagai platform, khususnya Tiktok. Banyak yang menyebutnya hanya bikin film setiap ada Pemilu di Indonesia. “Kenapa selalu Pemilu? Kalau dilihat dari sudut pandang Pemilu ya pertanyaannya memang kenapa selalu Pemilu? Tapi kalau sudut pandangnya dari yang bikin film, ya enggak. Antara Pemilu ke Pemilu itu saya bikin banyak film,” ujarnya dikutip dari tayangan wawancara ekskusif di kanal Youtube Indonesia Baru.

Upaya Dandhy Laksono Memotret Kejadian di Indonesia

Baca Juga:Sutradara dan 3 Pakar Hukum Tata Negara yang Jadi Pemeran di Film Dokumenter Dirty Vote Dilaporkan ke PolisiAnggota KPPS di Sukabumi Meninggal Dunia Usai Pengajian, Penyebabnya Belum Bisa Dipastikan

Dandhy menjelaskan saat membuat film Yang Ketujuh pada 2014. Di film itu, ia memotret tentang pertarungan para pendukung Jokowi dan Prabowo. “Jadi kehidupan para pendukungnya. Kami gambarkan kehidupan mereka dan gambarkan apa yang ada dalam pikiran-pikiran mereka. Filmnya kemudian di-frame mengglorifikasi Jokowi,” ujarnya.

Dia mengaku bahwa setelah itu banyak film lain yang diproduksi. Meski begitu, lagi-lagi orang karena hanya mengingat momen politik seperti saat Pilkada DKI 2017, “Kami bikin film Rayuan Pulau Palsu dan Jakarta Unfair. Lagi-lagi film ini disimpulkan ikut membantu kekalahan Ahok dan dianggap menguntungkan Anies.”

Film ketiga, Sexy Killers, ini juga sama kejadiannya. Sexy Killers adalah film tentang batu bara ya dan materi soal syuting itu adalah bagian dari 12 film ekspedisi Indonesia Biru. Ketika film ini syuting 2015 enggak ada bayangan sama sekali akan tayang di 2019 April. Orang syuting di Kalimantan ya kita syuting sawit, batu bara, di Papua kita syuting proyek Food Estate. Senatural itu produksinya. Jadi kami letakkan sekuennya di ujung.

0 Komentar