12 Hasil Temuan Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil: Ada Dugaan Kejahatan Secara Sistematis di Tragedi Kanjuruhan

12 Hasil Temuan Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil: Ada Dugaan Kejahatan Secara Sistematis di Tragedi Kanjuruhan
Suasana diskusi Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan oleh Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil yang dilakukan secara daring, Minggu (9/10/2022). Mereka menemukan sejumlah pelanggaran sistematis dalam tragedi sepak bola usai laga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia serta ratusan lainnya luka-luka.
0 Komentar

Tim Koalisi Sipil tak menemukan satupun fakta peristiwa adanya upaya evakuasi yang dilakukan oleh petugas, maupun aparat kepolisian lain yang melihat terjadinya penumpukan menuju akses keluar stadion tersebut.

Padahal para penonton yang berusaha mencari jalan keluar tersebut termasuk anak-anak, dan perempuan. “Situasi tersebut semakin diperparah dengan tembakan-tembakan gas air mata yang dilakukan oleh kepolisian. Sehingga hal tersbeut semakin berdampak sangat fatal bagi penonton yang berusaha keluar, namun mengalami sesak nafas, hingga meninggal dunia.”

Ketujuh, Tim Koalisi Sipil menemukan fakta terhadap para penonton yang berhasil keluar dari stadion, pun masih mengalami sesak nafas, dan kondisi lemah akibat berdesak-desakan, dan terinjak-injak. “Akan tetapi, tidak ditemukan adanya tindakan pertolongan yang dilakukan oleh aparat berwenang. Penonton yang berhasil keluar dengan caranya sendiri mengatasi kondisinya dengan caranya masing-masing dengan bantuan dari penonton lainnya.”

Baca Juga:Anies Baswedan Soroti Peringatan BMKG Terkait Waspada Cuaca Ekstrem Sejak 9-15 OktoberKasus Pencabulan Santriwati, Bechi Dituntut 16 Tahun Penjara

Delapan, Tim Koalisi Sipil juga menemukan fakta peristiwa lain yang terjadi di luar stadion. Disebutkan, bahwa kekerasan dan serbuan gas air mata kepada penonton yang dilakukan oleh aparat kepolisian tak cuma terjadi di dalam stadion. Namun dikatakan juga terjadi di luar stadion. “Aparat kepolisian juga melakukan penembakan gas air mata kepada para suporter yang berada di luar stadion,” ujar Rivanlee.

Sembilan, usai melewati peristiwa nahas, terjadi rentetan tindakan intimidasi yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap para korban yang selamat. Tim Koalisi Sipil menemukan fakta adanya sejumlah pihak dari kepolisian yang melakukan serangan-serangan lain via sarana komunikasi. “Kami menduga hal ini dilakukan agar menimbulkan suatu ketakutan kepada para saksi dan korban agar tidak memberikan kesaksian,” ujarnya.

Sepuluh, Tim Koalisi Sipil menemukan fakta tak adanya data tentang informasi dari para korban selamat dari peristiwa tersebut yang dirilis resmi oleh pemerintah, maupun aparat kepolisian yang dapat diakses oleh publik. Hal tersebut menurut Tim Koalisi Sipil diduga untuk melokalisir penyebaran informasi tentang peristiwa yang sebenarnya dari para korban. “Juga tidak adanya perkembangan terkait penanganan hukum atas peristiwa tersebut,” begitu kata Rivanlee.

0 Komentar