Serangan Udara Rusia Ubah Mariupol, Volodymyr Zelensky: Tidak Ada yang Tersisa di Sana

Serangan Udara Rusia Ubah Mariupol, Volodymyr Zelensky: Tidak Ada yang Tersisa di Sana
Bangunan milik warga sipil Ukraina terkena serangan Rusia. (Wikimedia Commons/dsns.gov.ua/State Emergency Service of Ukraine)
0 Komentar

SERANGAN udara Rusia yang intens mengubah Mariupol yang terkepung menjadi ‘abu tanah mati’, kata dewan kota pada Hari Selasa, ketika Amerika Serikat dan Eropa merencanakan lebih banyak sanksi untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.

https://www.youtube.com/watch?v=MjcYug7J0ys

Pertempuran jalanan dan pemboman berkecamuk di Mariupol, kata pejabat Ukraina, sehari setelah menolak ultimatum dari Rusia untuk menyerah. Ratusan ribu diyakini terperangkap di dalam gedung, tanpa akses ke makanan, air, listrik, atau panas.

Pasukan Rusia dan unit separatis yang didukung Rusia telah menguasai sekitar setengah dari kota pelabuhan itu, yang biasanya menampung sekitar 400.000 orang, kata kantor berita Rusia RIA, mengutip seorang pemimpin separatis.

Baca Juga:Stafsus Menkeu Yustinus Prastowo Bidik Pajak Rp720 Miliar dari Crazy Rich Juragan 99 yang Suka Pamer HartaKomisi Sekuritas dan Bursa Thailand Larang Cryptocurrency Jadi Alat Pembayaran, Alasannya?

Pertempuran jalanan terjadi di kota itu, dan baik warga sipil maupun tentara Ukraina diserang oleh Rusia, kata gubernur regional Pavlo Kyrylenko.

“Tidak ada yang tersisa di sana,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video di depan Parlemen Italia, melansir Reuters 23 Maret.

Sementara itu, Wakil Walikota Mariupol Sergei Orlov mengatakan kepada CNN, kota itu berada di bawah blokade penuh dan tidak menerima bantuan kemanusiaan.

“Kota ini dibom terus menerus, dari 50 bom menjadi 100 bom yang dijatuhkan pesawat Rusia setiap hari. Banyak kematian, banyak tangisan, banyak kejahatan perang yang mengerikan,” ungkap Orlov.

Mariupol telah menjadi fokus perang yang meletus pada 24 Februari, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukannya melintasi perbatasan dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus, untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menggantikan kepemimpinannya yang pro-Barat.

Kota ini terletak di Laut Azov dan penguasaannya akan memungkinkan Rusia, untuk menghubungkan daerah-daerah di timur yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia, dengan semenanjung Krimea yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014.

Ukraina mengatakan peluru, bom, dan rudal Rusia telah menghantam teater, sekolah seni, dan bangunan umum lainnya, mengubur ratusan wanita dan anak-anak yang berlindung di ruang bawah tanah.

Baca Juga:Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik Hingga 1.000 MeterBagaimana Roma Kuno Selama Pax Romana?

Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk, berbicara di televisi Ukraina pada Hari Selasa, menuntut pembukaan koridor kemanusiaan bagi warga sipil. Dia mengatakan setidaknya 100.000 orang ingin meninggalkan Mariupol tetapi tidak bisa.

0 Komentar