Rangkuman Operasi Militer Khusus Rusia Hari ke-44 ke Ukraina, Adakah Berakhir dalam Waktu Dekat

Rangkuman Operasi Militer Khusus Rusia Hari ke-44 ke Ukraina, Adakah Berakhir dalam Waktu Dekat
Kremlin akui alami kerugian pasukan yang signifikan di Ukraina
0 Komentar

Tidak ada perang, hanya tentara Rusia yang heroik membela tanah air sambil berhati-hati untuk menghindari penargetan warga sipil.

Gambar-gambar mengerikan dari Bucha telah disiarkan, tetapi pemirsa diberitahu bahwa adegan mengerikan itu dipentaskan oleh pejabat Ukraina, dengan bantuan dari Barat.

“Ini dilakukan oleh para profesional, mungkin Inggris. Mereka yang terbaik di bidang operasi informasi,” kata komentator Gevorg Mirzaryan.

Baca Juga:Operasi Militer Khusus Rusia ke Ukraina, Kremlin: Kami Mengalami Kerugian Pasukan yang SignifikanGaduh Jokowi 3 Periode, Rocky Gerung: Tokoh Intelektual dan Pakar Hukum Tata Negara Sudah Disewa Bikin Opini Masuk Akalnya Tiga Periode

“[Mereka tahu bagaimana] menempatkan tubuh dengan benar, melakukan segalanya dengan benar, membuat gambar yang bagus untuk kesadaran soal Barat yang nekrofilik.”

Pembawa acara talk show Olesya Loseva bahkan menyarankan bahwa kota Bucha sengaja dipilih karena Presiden Joe Biden baru-baru ini menggunakan kata jagal untuk menggambarkan Vladimir Putin.

BBC menilai ini adalah taktik klasik Kremlin dalam menghadapi tuduhan semacam itu. Menyangkal, menganggapnya palsu dan, jika mungkin, menyalahkan orang lain.

https://www.youtube.com/watch?v=9iwC-AU_e_I

Tokoh Dunia Kecam Pembantaian di Bucha Ukraina

Seruan pemberlakuan sanksi baru yang lebih keras terhadap Rusia kembali dibunyikan setelah pembunuhan warga sipil di kota Bucha, dekat Kiev.

Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan “pembantaian yang disengaja” setelah sedikitnya 20 orang yang mengenakan pakaian sipil ditemukan tewas di jalan-jalan di kota itu, demikian dikutip dari laman BBC.

Ratusan jenazah dikatakan telah ditemukan di kota-kota di luar Kiev menyusul penarikan pasukan Rusia dari daerah itu.

Hal ini disampaikan oleh pejabat Ukraina. Namun Rusia membantah melakukan pembunuhan.

Atas kasus ini, sejumlah pemimpin dunia melakukan kecaman. Berikut selengkapnya:

Emmanuel Macron

Baca Juga:Politikus PDI Perjuangan ‘Sentil’ Luhut yang Ikut Bicara Politik: Sadar Nggak Sih Posisimu Sudah Terlalu BiasKapolres Jakarta Barat Bantah Kabar Adanya Penangkapan 2 Anggota DPR Terkait Kasus Narkoba

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan sanksi lebih lanjut yang menargetkan ekspor batu bara dan minyak Rusia.

Macron mengatakan kepada media Prancis ada “indikasi yang jelas dari kejahatan perang”.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan, Uni Eropa sekarang harus membahas pelarangan impor gas Rusia.

Sesuatu yang sejauh ini enggan dilakukan oleh para pemimpin meskipun ada desakan Ukraina karena dampaknya terhadap konsumen Eropa.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken

0 Komentar